Selasa, 31 Juli 2012

Sesal

lekuk-lekuk tubuhnya menyiratkan kelelahan
kembali dengan peluh menetes
berjalan menapaki tanah merah
sendirian
dengan memanggul kayu-kayu potong


hampa menatap masa yang akan datang
segurat sesal menyapa 
"mengapa masa muda terlewat begitu saja?"


hari ini tak banyak yang bisa dihasilkan
masa sekarang,siapa yang mau membeli kayu potong?
semua serba modern
bukan lagi masa purbakala
memasak nasi tak perlu bersusah payah lagi


berharap belas kasihan
tak satupun menoleh padanya,bahkan tak ada yang menyadari kehadirannya
Ia berjalan kembali
kali ini tanpa arah


entah untuk apa hidupnya kini
tak ada muara untuk dituju
tak ada asa yang bisa dimimpikan setiap terlelap pada buai malam


perutnya keroncongan
nasi pun enggan berdiam diperutnya
miris
sesal
membuang masa mudanya dengan sia-sia?


dia terus berjalan tanpa tujuan
kayu-kayu tetap dipanggulnya


kembali peluh menetes di dahi


Ia menyesal dari hati yang terdalam






-DEE-






5 komentar:

  1. "Sesal tak membawa penyelesaian, tapi sesal membawa keterpurukan. Terus menyesal maka kamu akan terus terpuruk." Ini kenapa kakak ngemengin masa TUA?? hahhaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahahaaha..
      TUA itu pasti. supaya yang muda-muda nggak salah langkah dalam ambil keputusan

      Hapus
  2. Wihii ini puisi ada pesannya nih, untuk tidak menyia-nyiakan masa muda hehehe :D

    aku suka puisimu kakak :)

    BalasHapus
  3. klo di kota sbgian besar memang sdh modern tpi ada jg sbgian kcil yang msih gunain kayu potong... :D


    dtnggu knjungan + FOLLBACKnya sobs... Salam Solid :)

    BalasHapus
  4. Berkesan sekali,... aku suka karya nya semoga kita bsa benar-benar memanfaatkan masa muda kita.. salam Solid juga dari BSO member angkatan IV ya kk :D

    http://hadhara.web.id

    BalasHapus

Terima kasih sudah membaca dan sertakan komentarmu disini Dear. :)