Pukul 05.00 pagi
Kepada Rimba,
Hai, selamat pagi - secangkir teh tawar hangat telah ku siapkan untukmu. Aku memandangimu, awalnya ingin membangunkanmu dari buaian mimpi, namun aku tak tega mengingat semalam kau kehujanan dalam perjalanan pulang dari kantor. Jadi ku putuskan memberi 30 menit lagi waktu yang tersisa untukmu menikmati nyamannya ranjang kita. Ranjang yang kau beli di tahun ketiga pernikahan kita sebagai ganti dari ranjang warisan dari ayahmu yang telah lapuk dimakan usia.
Rabu di minggu depan adalah tepat tahun ke- 5 usia pernikahan kita. Aku bukanlah orang yang romantis dan kau pun begitu, aku tidak mengharapkan makan malam spesial di restoran mahal dan diiringi alunan merdu dawai biola. Aku mensyukuri setiap detik yang kita lewati bersama, aku teguh pada janji yang saling kita ucapkan saat pernikahan kita. Perayaan kecil di rumah - dengan kembali menonton akting Anne Hathaway dan Jim Strugess di film One Day, lalu kamu akan memelukku ketika aku mulai meneteskan air mata hingga film itu berakhir. Ah, kau tentunya sudah hafal betul aku terlalu mudah menangis.
Rimba, ada sekelumit maaf yang ingin ku ucapkan. Tidak, bukan maksudku menjadi lemah di hadapanmu. Namun, aku tidak biasa untuk menyimpannya sendiri. Kau pasti tahu permintaan maaf yang selalu ku ulang setiap tahunnya. Permintaan maaf yang terucap bukan karena kesalahan tapi lebih kepada ketidakmampuanku menjadi istri yang sempurna untukmu.