Sabtu, 24 Mei 2014

Kepada kawan yang tersakiti

Sendiri berujung sepi
Hitam pekat tak ubahnya duka pada raut wajahmu
Kehilangan menjadikan jarak antara kau dan Sang pemberi kehidupan
Drama yang khas dari sikapmu agar semua tahu

Berdiri dalam tangisan
berharap seseorang bersimpati pada kepahitan yang kau rasakan
Tak ubahnya bagai lelucon yang kau suguhkan
Terus saja kau menangis menanti mereka yang berbelas kasih

Kehilangan yang bagian dari pola kehidupan
Terlalu kau ratapi kesakitannya
Bukankah masih banyak pilihan?
Agar kau bisa bahagia

Ayolah kawan, hidup tak akan menjadi keras
Jika kau mampu melawan setiap kesakitan
Hentikan pencitraan pada wajahmu jika kesedihan yang selalu kau tunjukkan
Bukankah masih banyak pilihan?
Agar kau bisa bahagia


-Debrina-

Kamis, 15 Mei 2014

Hidup itu untuk memilih bro sis!

Hello dear,

Sudah 4 bulan gue nggak nulis apa-apa di blog ini. Gue pun merasa gagal menjalankan resolusi gue untuk rajin nulis di blog minimal dua minggu sekali. Ternyata kehidupan gue di dunia nyata menyita banyak tenaga dan perhatian lantas itu membuat gue menomor-sepuluh-kan blogging dan sejenisnya (tapi gue masih sempet ngetweet yak??). Ya sudah, sebagai pelipur lara gue hari ini memutuskan untuk menulis lagi.

Selama 4 bulan ini gue mengalami beberapa kejadian yang cukup membuat gue merenung. Sebenarnya bukan hal yang besar sih cuma buat gue udah bisa banget menyita otak gue untuk berpikir. Gue akan menjabarkan beberapa hal itu :