Kamis, 19 September 2013

welcome Digital Love

Halo dear,

Mungkin cuma gue satu-satunya anggota KK yang baru aja ngerasain sensasinya baca Digital Love. Ya itu karena karena baru beberapa hari yang lalu gue ke gramedia dan akhirnya gue berkesempatan untuk memiliki Digital Love. Kenapa baru sekarang gue beli (dan akhirnya baca juga) Digital Love? Pertanyaan ini bikin penuh otak gue dan berhasil bikin gue ngerasa konyol. Alasannya adalah sejak gue kerja, gue nggak pernah punya waktu buat "berkunjung" rutin ke toko buku. NGGAK PERNAH dan itu terdengar menyedihkan. Boro-boro ke toko buku buat ngurusin blog aja gue nggak sempat.

Tapi, pada akhirnya sabtu yang lalu kebetulan banget temen gue minta dianterin jalan ke mall, dan setelah berjam-jam nemenin dia servis gadget plus bantuin dia milih jaket gue minta kompensasi dengan gantian giliran dia buat nemenin gue ke toko buku. Nggak butuh waktu lama dan gue udah berada di dalam lautan rak-rak buku. Gue heboh sendiri dan mata gue mulai mencari keberadaan Digital Love. gue menemukannya dan itu bahagia banget.
inilah penampakan Digital Love dan jari gue ketika antri utk bayar 
Gue bahagia banget pada akhirnya bisa ngedapetin buku ini, karena gue ngerasa buku ini worth it untuk dibaca. Bukan semata karena bisa ngasih tips n trick ketika kita nantinya berada di situasi cinta-dunia-maya. Tapi, dibalik itu semua Digital Love hadir dengan tujuan mulia,bahwa hasil penjualan buku ini nantinya akan digunakan untuk kegiatan charity. Gue juga salut sama Kawancut yang udah berkontribusi nyumbangin "kisahnya" di buku ini, gue yakin awalnya nggak akan mudah mungkin sebagian nggak mau publish romansa-dunia-maya-nya tapi balik lagi ada tujuan mulia dibalik semua ini. Goodjob!

Gue senyum sendiri pas baca Digital Love, ada banyak kisah yang unik dan bisa dijadikan pembelajaran untuk kita semua. Ada satu kisah juga yang gue udah tahu sebelumnya lantaran gue dan penulisnya sempat saling cucusapi (curhat-curhat sampai pingsan). Nggak nyangka aja dia bakal nulis "cucusapi-an" waktu itu. Kalo dia baca postingan ini palingan dia senyum sendiri atau minimal bbm gue pakai ngirim autotext ketawa sedunia.

Dan entah kenapa setelah gue selesai baca Digital Love, gue menyadari kalo kisah asmara gue pun sempat bertaburan romansa-dunia-maya juga. Ternyata selama ini gue nggak menyadari kalo gue juga pernah jadi korbannya. Wow banget lah.

Gue pengen share dikit Digital Love versi gue...

Berondong kopaja
Kejadian ini di tahun 2011 disaat gue memulai debut untuk mengerjakan skripsi. Malam itu gue ngerasa jenuh banget lantaran nggak nemu-nemu topik yang kece untuk gue jadiin skripsi. Iseng gue buka Yahoo Messenger, dan masuk ke grup yang banyak bulenya seliweran. Nggak lama,pop up message muncul ada yang pm gue, dan ternyata orang Indonesia juga yang ngajakin chatting. Namanya Ilham, pada perkenalan pertama yang gue tau dia mahasiswa semester 3 di PTS di Jakarta, dia ngekos karena dia aslinya dari Padang. Obrolan ditengah malam itu nggak terasa saking serunya karena ternyata dia juga penggemar manchester united sama kayak gue. Singkat cerita, setelah 3 hari berselang Ilham memberanikan diri untuk minta nomor hp gue. Tanpa gue pikir panjang gue beri dia nomor hp dan sejak saat itu obrolan kami berpindah dari chat di YM beralih ke sms dan telepon dia juga add facebook gue. Gue sebut dia berondong kopaja karena dia usianya jauh dibawah gue kalo nggak salah terpaut 3 tahun dan kopaja sendiri maksudnya kombinasi padang-jawa, Ilham berdarah campuran. Intensitas berhubungan lewat sms dan telepon bikin kami makin dekat gue lupa siapa yang memulai tapi yang jelas kami udah pacaran aja tepat sebulan setelah kami kenal.Kebodohan gue pun dimulai disini, hampir setiap hari dia telepon gue dan ternyata kegiatan itu malah menghambat proses kerja skripsi gue. selain itu dia sering banget minta gue buat isiin pulsanya, alasannya macem-macem tapi gue nurut aja yang penting tuh pulsa juga dipake buat pacaran ama gue. Sampai suatu malam dia cerita kalo besok paginya dia mau ke Bekasi ke rumah saudaranya karena  mau ngerayain idul Adha disana. Gue sih nggak curiga sama sekali karena besoknya pun dia masih ngasih kabar, siang harinya dia sms begini :
"aku mau nemenin sodara beli kambing buat dijadiin kurban,ntr aku sms lagi" . begitulah isi smsnya dan nggak gue sangka itu jadi sms terakhir dari dia. Karena sejak saat itu dia hilang bagai ditelan ikan paus, sms gue nggak pernah dibales bahkan telepon selalu di reject yang lebih nyebelin lagi tanpa alasan dia remove gue dari pertemanan di fb. Gue merasa terabaikan dan harga diri gue terjun bebas mirip orang bungee jumping. Sejak saat itu gue berhenti ngehubungi dia dan pada saat gue bikin postingan ini gue jadi inget dan pengen kepoin dia.

Gue ngerasa aneh dan sampai sekarang sebenernya gue pengen tahu alasannya dia tiba-tiba ngilang gitu. Apa gue punya salah? atau apa dia abis diseruduk kambing ya dan menyebabkan dia amnesia? Ah entahlah, yang jelas sekarang gue ngga tahu ilham ada dimana dan ngapain aja.

Jadi, setelah baca Digital Love dan berkaca pada pengalaman pribadi, gue menyadari kalo cinta dunia maya itu benar-benar ada dan bisa aja terjadi sama semua orang. Tinggal kita aja yang harus selektif jangan sampai kena tipu atau hubungan jadi ngegantung kayak jemuran. Nggak semua kisah cinta seperti berakhir dengan duka ada kok yang happy ever after. So, kenali lebih dalam sebelum memutuskan untuk jatuh cinta pada orang yang batang hidungnya pun kita nggak bisa sentuh setiap saat.


note : ILHAM bukan nama sebenarnya

salam kece,
DEE

Kamis, 12 September 2013

Kepada yang tersayang

Halo sayang,
Ini malam ke 275  sejak terakhir kali kamu mengatakan ingin menikmati sinar rembulan dari balkon kamarmu.
Lihatlah keluar malam ini bulan bercahaya penuh, dengan hiasan bintang-bintang disekitarnya bagai permata berserakan di angkasa.
Aku yakin kamu melewatkan malam ini, kamu pasti telah terlelap jauh dibawah kendali mimpimu.
Tak apalah, setidaknya aku sudah mewakilkan dirimu saat menikmati keelokan rembulan itu.

Sayang,
Apakah kamu tahu sudah sejak lama aku menunggu?
Menunggu kesempatan untuk jujur kepadamu
Aku tahu ini akan menjadi sulit untuk kita lalui tapi apa daya aku harus mengatakannya.
275 hari yang berlalu begitu cepat, dan secepat itu pula aku menghilang dari kehidupanmu
Sayangku, sungguh ini bukan inginku.
Sebut saja aku lelaki pengecut yang tak memiliki keberanian untuk memperjuangkan impian kita.

Aku tahu banyak pertanyaan yang harus segera dijawab
Aku tahu hatimu perlahan mulai rapuh dan tersakiti
Sungguh,sedikitpun aku tak berniat mengacaukannya

Ku pandangi bulan, ia tersenyum padaku
Ku pejamkan mata mencoba merasakan kehadiranmu malam ini
Ah, aku tahu kau pasti tengah tertidur pulas
Aku pecundang, tak ingin kehilanganmu tapi aku harus melepaskanmu
Mengubur segala impian, mematahkan janji-janji yang sempat terucap

Sayangku,
Percayalah kesakitanmu akan segera berakhir
Luka itu perlahan akan sembuh
Dan kau mungkin tanpa banyak alasan akan cepat melupakanku

Untukmu sayang,
Biarlah aku saja yang menderita
Merelakan luka batin menyiksa setiap kali ku ingat betapa bodohnya aku melepasmu. Hal yang paling tak ingin aku lakukan

Setiap bulan bersinar dengan terangnya,
Aku selalu mengenangmu.
Berbahagialah sayang
Meski tanpa diriku

-seorang pecundang yang mencintaimu-



Selasa, 10 September 2013

Jangan pernah diam lagi

Kita masih terdiam masing-masing asyik dengan pikiran yang memenuhi otak. Entah sampai kapan aku harus menerka tentang segala baris-baris pertanyaan yang tersusun rapi pada imaji ku. Aku tak tahu.

Mengharapkan sebuah jawaban supaya gundah gulana ini mencair, menyusut dan tak tampak lagi pada setiap hariku. Tapi kamu masih menyimpannya, kamu bagaikan membentengi diri dengan tembok gengsi. Aku ingin berteriak di depan wajahmu tapi aku tak mampu.

Malam semakin larut, ku putuskan saja untuk kembali pulang, tak ada tujuan terus  berdiam di ruangan ini sedang kamu asyik bermain dengan anjing puddlemu itu. Kamu bisa begitu hangat padanya namun padaku kamu terlalu tak mau tahu.

Ada hal-hal yang tidak kamu sadari, tahukah kamu ada seseorang yang setiap malam mengkhawatirkan dirimu? gelisah setiap melihat jam dinding, membayangkan hal buruk yang mungkin terjadi setiap cuaca buruk mengiringi hari. Yang dipikirannya hanya KAMU.

Ku ambil tas selempangku disisi kananmu dan bersiap pulang sampai pada akhirnya kamu bicara..
"sudah mau pulang?" 

Aku hanya mengangguk, sepertinya aku tak perlu menjelaskan dengan kalimat untuk menjawab pertanyaanmu. Apa pentingnya bagimu.

Aku berjalan menuju pintu dan sengaja aku tak menoleh padamu, anjing puddle mu jauh lebih menarik ketimbang diriku. Ku percepat langkah kaki ku, berharap semain cepat pula harapan ini hilang.

Angin di bulan Agustus selalu sama setiap tahunnya, bertiup dengan kencangnya membuat tatanan rambutku jadi berantakan. Kekacauan pada rambutku adalah gambaran betapa kalutnya hatiku, memendam segala rasa yang ada untuk dirimu. Aku tidak menyebut diriku berlebihan menanggapi sikapmu. Aku tahu kamu menyimpan perasaan yang sama, hanya kamu terlanjur berdiri dibongkahan gengsi sehingga tentu hal yang sukar untuk mengakuinya.

Sebenarnya aku ingin menyerah saja, segala kedekatan ini anggap  seperti ikatan saudara jadi aku tak perlu merasa tersakiti atau terabaikan. Semua hal yang pernah kita lewati bersama akan aku kenang sendiri. 

Mungkin kehadiranku dalam hidupmu hanya sebagai pelengkap semata, bukan hal penting untuk dapat perlakuan istimewa. Satu-satunya keistimewaan yang kamu berikan padaku ketika kita berdua menikmati nasi goreng dipinggir jalan setelah kita kelelahan membersihkan kandang puddle kesayanganmu.

Aku pergi saja,
lebih baik begitu

tiba-tiba..

"Terima kasih ya,selalu ada untukku. Aku berjanji bahwa aku pun akan selalu ada untukmu. Jangan pernah pulang sendiri apalagi malam di bulan ini,rambutmu jadi berantakan. Ada aku selalu dan selamanya"

Tubuhku lemas,mencoba merasakan setiap kehangatan yang pelan-pelan merasuki tubuhku. Aku tak percaya kamu memelukku. Jadi  tembok gengsi itu sudah runtuh dan malam ini serpihan-serpihan asaku kembali ku susun kali ini bersamamu.
Jangan pernah diam lagi, kalau kamu ulangi maka aku akan benar-benar pergi.