Dia sendiri
Berdiri mematung di sudut ruangan
Nafas yang terengah-engah
Jantung yang berdebar kencang
Laksana tabuhan suara gendang
Dia terpaku
Namun matanya mengawasi sekitar
Diam, hening, sepi
Tapi ancaman bisa datang dari segala penjuru
Tangannya menggenggam sebilah kayu
Senjata satu-satunya yang dimiliki
Harapan untuk selamat
Erat sekali genggamannya, mungkin dalam hati kayu itu merintih kesakitan
Sekelibat bayangan tertangkap matanya
Dia di sudut ruangan
Merapal doa dalam hati
Mengharapkan bantuan dari Sang Ilahi
Nyawa yang jadi taruhannya
Bayangan hitam itu mengetahui keberadaannya
Pintu ruangan terbuka
Semilir angin langsung memenuhi ruangan yang pengap ini
Dia, sendirian
Dia, ketakutan
Dia, tak ada yang menyelamatkan
Suara langkah kaki
semakin mendekati sudut ruangan itu
Dia, tak berkutik
Dia, terjebak
Tangan dengan jemari yang besar tak elok dipandang
Menyentuh bahunya
Dipaksanya dia untuk menoleh
Dia hanya bisa pasrah
Sebuah benda tajam terasa mengoyak punggungnya
Berkali-kali
Sakit.. sakit...sakit...
Kayu itu lepas dari genggamannya
Dia telah mati.
Tragis
Bayangan hitam itu pergi
Kayu itu turut dibawanya
Yang tersisa hanya tubuh yang terbujur kaku
Dengan darah membasahi seluruhnya
Dia telah mati.
Tragis
-Debrina-
Ini kadeb kok jd serem ya? Sejak gabung ke MU nih
BalasHapuslatihan gitu lho man
HapusSelamat malam Mba Debrina, kami dari NYINDIR.COM ingin mengajak Anda bergabung dengan kami sebagai Kontributor/Penulis. Apakah Mba tertarik? mungkin untuk ngobrol-ngobrol mba bisa menghubungi email saya Nisaalfarizi@gmail.com. Terimakasih
HapusWih puisinya keren kakakk
BalasHapusmakasih Mike :)
HapusPuisinya serem nih kakdeb
BalasHapusini namanya menghayati sbg ketua kelas Snagger ahha
HapusIni sisi Bedak yang psycho ya yang nulis?
BalasHapusSelamat malam Mba Debrina, kami dari NYINDIR.COM ingin mengajak Anda bergabung dengan kami sebagai Kontributor/Penulis. Apakah Mba tertarik? mungkin untuk ngobrol-ngobrol mba bisa menghubungi email saya Nisaalfarizi@gmail.com. Terimakasih
BalasHapus