Untuk kamu yang sedang marah, semoga hatimu cepat berdamai
Untuk kamu yang sedang berusaha meraih masa depan,semoga tiada kata menyerah
Untuk kamu yang sedang sibuk dengan game di smartphone mu, suatu saat akan ada yang lebih menyita perhatianmu
Untuk kamu yang mengeluhkan betapa hidup ini tak adil bahwa orang jahat masih mendapat keuntungan dengan memanfaatkan kebaikan orang lain, semoga kamu bisa lebih ikhlas.
Untuk kamu yang pernah berjanji akan membahagiakan ku nanti, semoga janji itu terpenuhi
Untuk kamu yang selalu diam disaat aku banyak bicara, semoga kita selamanya saling melengkapi
Untuk kamu yang tidak pernah bisa berhenti merokok, semoga suatu saat kamu bisa menggantinya dengan permen lolipop
Untuk kamu yang tidak suka menikmati makanan jepang, semoga suatu hari aku bisa membuatkan kamu ramen yang benar-benar ramen bukan seperti mie instan
Untuk kamu susah bangun pagi, semoga alarm mu tidak pernah terlambat membangunkanmu
Untuk kamu yang berjanji sepenuh hati untuk terus mencintaiku, tak ada lagi yang harus ku katakan selain "aku tahu itu"
Untuk kamu yang namamu selalu ku sebut setelah orang tua ku dalam setiap doaku, semoga Tuhan memberi berkatNya untuk kita
Untuk kamu yang berulang tahun ke 26 di empat belas November, aku mencintaimu selalu
Selalu..
Selalu..
Selalu..
Jadi, selamat ulang tahun Ndut. Semesta memberkati.
Your Love,
Debrina
Tampilkan postingan dengan label cinta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cinta. Tampilkan semua postingan
Jumat, 13 November 2015
Kamis, 12 November 2015
istana pasir
Sudah lama sekali rasanya kita tidak berjalan berdua diatas pasir berwarna putih yang dari kejauhan tampak berkilauan bagaikan permata memenuhi bibir pantai. Mungkin kamu lupa kapan terakhir kalinya kita menikmati momen seperti ini. Aku ingat, terakhir kali sebelum semuanya berubah menjadi menyebalkan. Di ulang tahunku yang ke 23 tepatnya setahun yang lalu, kita menghabiskan hari itu dengan bermain di pantai. Kita tampak bahagia,terlebih aku Karena saat itu aku berulang tahun. Kamu membangun istana pasir yang tingginya menaranya hanya mencapai 30 centi. Lalu kita tertawa bahagia seperti anak kecil, lepas tanpa beban.
Hingga hari ini, kita kembali berjalan menyusuri pantai yang sama dan aku masih bisa melihat bayangan istana pasir yang kita buat saat itu. Kita berjalan tanpa sepatah kata pun yang terucap. Sesungguhnya aku menantikan kamu yang mengalah untuk berbicara lebih dulu, Karena aku tau ada yang sangat berkecamuk di dalam situ, iya di hatimu.
Aku mengambil beberapa kerikil danmelemparkannya ke arah laut, satu persatu hingga semua sudah terlempar. Kamu masih diam.
"Langit sore ini terlalu indah, ah aku ingin pulang saja," kata ku memecah keheningan diantara kita
" Kenapa pulang? Nikmati saja langit sore ini, bukannya kamu sangat menyukai senja?" Tanyanya kemudian
Aku diam. Aku bisa merasakan bahwa hal ini akan segera terjadi,aku Sudah menduganya.
" Maafkan aku, ini sudah terlalu lama, terlalu dipaksakan untuk tetap berjalan beriringan. Ini tidak akan berhasil jika kita yang menjalani bersama. Aku tidak ingin menyakitimu tapi setahun belakangan ini sesuatu yang menghentikan semua perasaan yang ada. Maafkan aku," katanya lagi.
Sudah cukup aku tidak perlu lagi aku mendengarkan kalimat berikutnya. Ku alihkan pandanganku istana pasir yang kita bangun terkikis oleh ombak yang mulai menepi ke pinggir pantai. Ya, hatiku sehancur istana itu.
Kosong..
Pukul 05.00 pagi
Aku terbangun, sial aku memimpikan kamu lagi. Tanpa sengaja aku layangkan pandangan ku ke sebuah foto yang aku tempelkan di papan pengingat pesan. Foto itu setahun yang lalu, istana pasir,ulang tahunku dan kamu. Pahit. Karena kamu tidak lagi bersamaku.
Hingga hari ini, kita kembali berjalan menyusuri pantai yang sama dan aku masih bisa melihat bayangan istana pasir yang kita buat saat itu. Kita berjalan tanpa sepatah kata pun yang terucap. Sesungguhnya aku menantikan kamu yang mengalah untuk berbicara lebih dulu, Karena aku tau ada yang sangat berkecamuk di dalam situ, iya di hatimu.
Aku mengambil beberapa kerikil danmelemparkannya ke arah laut, satu persatu hingga semua sudah terlempar. Kamu masih diam.
"Langit sore ini terlalu indah, ah aku ingin pulang saja," kata ku memecah keheningan diantara kita
" Kenapa pulang? Nikmati saja langit sore ini, bukannya kamu sangat menyukai senja?" Tanyanya kemudian
Aku diam. Aku bisa merasakan bahwa hal ini akan segera terjadi,aku Sudah menduganya.
" Maafkan aku, ini sudah terlalu lama, terlalu dipaksakan untuk tetap berjalan beriringan. Ini tidak akan berhasil jika kita yang menjalani bersama. Aku tidak ingin menyakitimu tapi setahun belakangan ini sesuatu yang menghentikan semua perasaan yang ada. Maafkan aku," katanya lagi.
Sudah cukup aku tidak perlu lagi aku mendengarkan kalimat berikutnya. Ku alihkan pandanganku istana pasir yang kita bangun terkikis oleh ombak yang mulai menepi ke pinggir pantai. Ya, hatiku sehancur istana itu.
Kosong..
Pukul 05.00 pagi
Aku terbangun, sial aku memimpikan kamu lagi. Tanpa sengaja aku layangkan pandangan ku ke sebuah foto yang aku tempelkan di papan pengingat pesan. Foto itu setahun yang lalu, istana pasir,ulang tahunku dan kamu. Pahit. Karena kamu tidak lagi bersamaku.
Minggu, 05 Juli 2015
Selamat pagi, Rimba
Pukul 05.00 pagi
Kepada Rimba,
Hai, selamat pagi - secangkir teh tawar hangat telah ku siapkan untukmu. Aku memandangimu, awalnya ingin membangunkanmu dari buaian mimpi, namun aku tak tega mengingat semalam kau kehujanan dalam perjalanan pulang dari kantor. Jadi ku putuskan memberi 30 menit lagi waktu yang tersisa untukmu menikmati nyamannya ranjang kita. Ranjang yang kau beli di tahun ketiga pernikahan kita sebagai ganti dari ranjang warisan dari ayahmu yang telah lapuk dimakan usia.
Rabu di minggu depan adalah tepat tahun ke- 5 usia pernikahan kita. Aku bukanlah orang yang romantis dan kau pun begitu, aku tidak mengharapkan makan malam spesial di restoran mahal dan diiringi alunan merdu dawai biola. Aku mensyukuri setiap detik yang kita lewati bersama, aku teguh pada janji yang saling kita ucapkan saat pernikahan kita. Perayaan kecil di rumah - dengan kembali menonton akting Anne Hathaway dan Jim Strugess di film One Day, lalu kamu akan memelukku ketika aku mulai meneteskan air mata hingga film itu berakhir. Ah, kau tentunya sudah hafal betul aku terlalu mudah menangis.
Rimba, ada sekelumit maaf yang ingin ku ucapkan. Tidak, bukan maksudku menjadi lemah di hadapanmu. Namun, aku tidak biasa untuk menyimpannya sendiri. Kau pasti tahu permintaan maaf yang selalu ku ulang setiap tahunnya. Permintaan maaf yang terucap bukan karena kesalahan tapi lebih kepada ketidakmampuanku menjadi istri yang sempurna untukmu.
Minggu, 29 Juni 2014
Hanya Tuhan yang tahu
Akan lebih baik jika seperti ini, tanpa pertemuan tanpa keinginan untuk bersama. Aku tak menyalahkan waktu yang dengan sengaja membuat kita saling terhubung. Dan sebisa mungkin aku tak akan kecewa pada kenyataan yang membuat kita menyerah lebih awal sebelum mencobanya.
Aku kira dirimu akan baik-baik saja di sana, kehidupanmu, cita-citamu semua harapan dan rencana masa depanmu tentunya akan membawa kebanggaan tersendiri bagimu. Kau bilang padaku bukan jarak yang akan menyakiti kita melainkan sang waktu. Aku merenungkannya.
15.493 Km susunan angka yang pada kenyataannya memisahkan kita,
Dan waktu yang tak kunjung memberikan kepastian kapan akan terjadinya pertemuan
tentunya semakin menyiksa sanubari
Bahwa saat ini terlampau rumit untuk kita berusaha, atau karena kau sendiri yang membuatku menyerah
Entahlah, aku tak tahu (dan tak mau tahu).
Deburan ombak bagai menerjang hatiku, terkadang tak mampu menahan betapa kecewanya aku. Tapi selalu ku ingat bahwa memaksakan keadaan akan jauh lebih buruk lagi.
Jadi, aku di sini dan kau di sana. Entah dalam hati masih berharap akan terjadinya suatu pertemuan, bijaklah kita supaya menyimpannya rapat-rapat.
Seperti yang kau katakan, " Hanya Tuhan yang tahu, kapan sang waktu akan berpihak pada kita "
Karena sang waktu akan dengan senang hati mempermainkan kita untuk menunggu.
-Debrina-
Deburan ombak bagai menerjang hatiku, terkadang tak mampu menahan betapa kecewanya aku. Tapi selalu ku ingat bahwa memaksakan keadaan akan jauh lebih buruk lagi.
Jadi, aku di sini dan kau di sana. Entah dalam hati masih berharap akan terjadinya suatu pertemuan, bijaklah kita supaya menyimpannya rapat-rapat.
Seperti yang kau katakan, " Hanya Tuhan yang tahu, kapan sang waktu akan berpihak pada kita "
Karena sang waktu akan dengan senang hati mempermainkan kita untuk menunggu.
![]() |
sumber |
Kamis, 02 Januari 2014
1 Hari Mencintaimu (kembali)
Malang masih ramah menyapaku tak ada perubahan yang berarti meskipun pada kenyataannya banyak yang mengeluhkan Malang tak senyaman dulu lagi. Tapi, bagiku itu tak menjadi persoalan. Banyak alasan yang membuatku selalu ingin kembali ke kota ini, bukan hanya karena beragam kuliner dan tempat tujuan wisata yang jadi pesona tapi ada hal yang bersifat pribadi bernama kenangan yang membuatku selalu rindu pada Malang.
Aku memperhatikan anak perempuan kecil yang berlarian di depanku, ia tampak begitu lincah dan bahagia di dekatnya berdiri kedua orang tuanya mengawasi sambil sesekali berseru "Awas jatuh,perhatikan langkahmu" atau "Jangan berlarian terus nanti kamu capek". Namanya juga bocah jiwa bebasnya tak akan menghalanginya berhenti berlarian. Ah, andai aku sebebas itu bisa sejenak melupakan kepenatan akan tanggungjawab pada pekerjaan. Sore hari ini bukan tanpa alasan aku duduk manis di bangku taman alun-alun kota Malang, aku menunggu seseorang yang sebentar lagi akan datang. Aku merasa aneh ketika menyadari aku mulai gugup, sesekali aku memperhatikan wajahku dari cermin kecil yang selalu ku bawa kemanapun aku pergi. Aku tidak ingin polesan manis diwajahku ini luntur sebelum ia melihatnya.
Minggu, 22 Desember 2013
Mama ( terima kasih )
Mama..
Untuk setiap peluh yang kau curahkan
Untuk setiap kesakitan yang harus kau rasakan
Aku ucapkan terima kasih
Mama..
Untuk setiap doa yang selalu kau panjatkan
Pada malam petang dan saat pagi menjelang
Agar kelak anak-anakmu menjadi pribadi berbudi luhur
Aku ucapkan terima kasih
Mama..
Untuk setiap omelan yang harus kau ucapkan
Kala itu aku dan adik-adikku membandel
Membuat kau kecewa atas perbuatan kami
Aku ucapkan terima kasih
Mama..
Untuk setiap petuahmu sebagai bekalku di masa depan
Untuk pengabdianmu yang tak lekang oleh waktu
Aku ucapkan terima kasih
Mama..
Tiada yang mampu membalas semua jasamu
Maafkan aku jikalau terlalu banyak kekecewaan yang ku berikan
Maafkan aku karena aku tak mampu membuatmu bangga
Mama..
Pada malam sepi sendu sendiri
Aku mengaku betapa banyak dosa yang melekat padaku
Aku lemah sekedar untuk bangkit pun aku tak mampu
Mama..
Peluk aku,karena dekapanmu adalah kekuatan terbesarku
Ampuni setiap perkataan dan sikap yang menyayat hati
Mama..
Aku mencintaimu.
Untuk setiap peluh yang kau curahkan
Untuk setiap kesakitan yang harus kau rasakan
Aku ucapkan terima kasih
Mama..
Untuk setiap doa yang selalu kau panjatkan
Pada malam petang dan saat pagi menjelang
Agar kelak anak-anakmu menjadi pribadi berbudi luhur
Aku ucapkan terima kasih
Mama..
Untuk setiap omelan yang harus kau ucapkan
Kala itu aku dan adik-adikku membandel
Membuat kau kecewa atas perbuatan kami
Aku ucapkan terima kasih
Mama..
Untuk setiap petuahmu sebagai bekalku di masa depan
Untuk pengabdianmu yang tak lekang oleh waktu
Aku ucapkan terima kasih
Mama..
Tiada yang mampu membalas semua jasamu
Maafkan aku jikalau terlalu banyak kekecewaan yang ku berikan
Maafkan aku karena aku tak mampu membuatmu bangga
Mama..
Pada malam sepi sendu sendiri
Aku mengaku betapa banyak dosa yang melekat padaku
Aku lemah sekedar untuk bangkit pun aku tak mampu
Mama..
Peluk aku,karena dekapanmu adalah kekuatan terbesarku
Ampuni setiap perkataan dan sikap yang menyayat hati
Mama..
Aku mencintaimu.
Selamat Hari Ibu,
Mamaku Maria Dwi Arti Kadarwati[Part 2] Momen
cerita sebelumnya klik [Part 1]
Namanya Bintang, aku mengenalnya sejak
SMA. Waktu itu kami sama-sama bergabung di kepengurusan OSIS. Seringnya
kegiatan OSIS membuat kami menjadi akrab apalagi jarak rumah kami berdekatan
jadi aku dan Bintang sering kali berangkat dan pulang sekolah bersama. Saat
kuliah tanpa di duga kami masuk di Universitas yang sama meskipun kami berbeda
fakultas. Tapi kami tidak pernah sekali pun tidak melewatkan waktu bersama Uhm, kecuali saat aku sibuk dengan pacarku.
Aku sadari betul momen bersama Bintang lebih membuatku excited ketimbang aku harus pergi berkencan dengan
pacarku. Aku tidak bisa menemukan jawabannya aku selalu beranggapan karena
Bintang adalah sahabatku dan dia tahu segalanya tentang diriku jadi itulah
alasan kenapa aku bisa merasa lebih nyaman dan aman tiap bersamanya daripada
bersama pacarku.
Lalu waktu berjalan dengan cepat aku
putus dengan pacarku, penyebabnya klise aku memergokinya bersama dengan adik
tingkatku bergandengan tangan sangat
mesra di suatu mal dan ternyata fakta terungkap bahwa mereka berdua sudah
berpacaran selama 3 bulan dibelakangku. Saat itu aku merasa tubuhku kosong, aku
tidak menyangka percintaanku berakhir memilukan seperti ini. Aku benar-benar
merasa bodoh, aku hilang kendali lebih karena tidak terima dengan perlakuan
pacarku. Hujan turun dengan derasnya, saat itu hampir tengah malam aku
sendirian sekitarku sepi semakin menyedihkan rasanya. Aku duduk di depan sebuah
toko yang sudah tutup. Lalu aku ingat seseorang, kemudian ku raih ponsel di
dalam tas dan akhirnya aku menghubunginya. Aku ceritakan semua padanya, belum
selesai aku bicara ia memintaku untuk tidak beranjak kemana-mana karena ia akan
segera datang menjemputku. Dia, Bintang.
Senin, 16 Desember 2013
(Part 1) Momen
Tiap-tiap orang memiliki satu momen
yang dijadikan favoritnya. Momen yang membuat setiap hati berdebar tak
beraturan, masa dimana seseorang akan tersenyum hingga tersipu malu tanpa
alasan. Dan bagiku momen yang selalu mampu membuatku tak sabar menantinya untuk
terulang lagi ada disini. Bersamamu, sesederhana itu.
Petikan gitar yang
mengalun pelan dan suaramu yang merdu melantukan Life is Wonderful sebuah lagu dari Jason Mraz membuatku terkesima. Aku
akan selalu tersihir dengan suara emasmu. Aku bagaikan menikmati suatu konser
mini dimana kamu menjadi bintangnya. Ah, malam ini begitu sempurna rasanya tak
ingin segera berganti pagi.
“Woi May, ngelamun
aja sih lo?” Suaramu menyadarkanku dari lamunan sesaat, ah kamu berhenti
bernyanyi.
“Ih,kok lo berhenti
nyanyi?” Tanyaku kemudian
“Nih cewek ditanya eh
malah balik nanya. Gue ogah nyanyi abis lo pake acara melongo ngelamun nggak
jelas. Gue merasa tidak lo anggap” Katamu sambil mengacak rambutku.
“Gue dengerin lo
nyanyi kok, lagian sapa juga yang ngelamun melongo nggak jelas. Gue tadi lagi
mikir aja kenapa suara sebagus lo nggak bisa jadi penyanyi terkenal”
“Gue nggak minat,
suara gue bukan untuk konsumsi publik” jawabmu sambil terus memainkan melodi
gitar perlahan-lahan.
“Bintang, lo punya
bakat kenapa sih lo nggak coba kembangkan? Sayang lah suara sebagus lo cuma gue
yang bisa dengerin”Kamu diam saja lalu
melanjutkan kembali menyanyikan bagian refrain lagu itu.
la la la la la la la
life is wonderful
ah la la la la la la life is full circle
ah la la la la la la life is wonderful
al la la la la
ah la la la la la la life is full circle
ah la la la la la la life is wonderful
al la la la la
“May, gue nggak butuh jadi penyanyi besar gue udah seneng
segini aja. Orang-orang nggak perlu bayar buat dengerin gue nyanyi. Gue lebih
pengen ngebahagiain ibu dengan pekerjaan gue sekarang. Lagian kalo gue jadi
penyanyi, lo bakalan susah lagi bisa punya waktu bareng gue kayak sekarang ini.
Gue pasti bakal sibuk show dan lo akan jadi sahabat yang terabaikan. Hahahaha”
“Ah sialan lo!” Ucapku ketus.
“Mending gini kan? Malam nggak bakal cepat berganti pagi, gue
bisa tiap saat ke rumah lo dan nikmati pisang goreng buatan lo ini. Dan lo bisa
gue hibur dengan suara gue yang kata lo merdu itu” Bintang selalu menggodaku
dengan bersikap over confident. Ini
adalah momen favoritku menikmati malam berdua denganmu tak ada yang lain. Tak
ada gangguan dari manapun, aku ingin lebih lama seperti ini denganmu.
Bip. Ponselmu berbunyi nada
satu pesan masuk, melihat raut wajahmu aku sudah tahu kebersamaan kita akan
segera berakhir.
“May,gue balik ya. Rara barusan sms, kucingnya hilang dia
minta gue bantuin nyari kucingnya” Kata Bintang dengan wajah memelas
“Biasa aja kali muka lo nggak usah dibikin sok melas gitu. Lo
udah jadian sama Rara?” tanyaku, aku sadar saat menanyakan hal itu suaraku
bergetar. Aku cemburu.
“Belum, mungkin setelah gue nemuin kucingnya dia bakal nerima
gue. Ya udah gue balik sekarang. Eh, pisang ini buat gue ya?”
“Ah,kasihan amat sih lo, udah lima bulan pdkt nggak ada progres
apapun. Cih” kataku sinis.
“Yang penting usahanya May, gue yakin Rara bakal nerima gue
sebentar lagi. Bye jelek” ucap dia lalu menyambar pisang goreng terakhir di
malam itu dan berlalu pergi.
Momen favoritku berakhir dengan cara yang menjengkelkan,
hanya karena seekor kucing yang menghilang dari rumah pemiliknya. Pemiliknya
yang sudah membuatmu gila. Malam ini aku meyakini satu hal, cinta itu buta.
Minggu, 01 Desember 2013
Mantan Kekasih
Segala debar meletup dalam hati
Pertemuan itu terjadi lagi
Entah untuk yang keberapa kali
Sia-sia segala cara untuk menghindari
Jika ada jalan pintas sudah pasti akan ku pilih
Setidaknya aku bisa meloloskan diri
Dari pertemuan bodoh ini
Dari perjumpaan denganmu, mantan kekasih
Kamis, 12 September 2013
Kepada yang tersayang
Halo sayang,
Ini malam ke 275 sejak terakhir kali kamu mengatakan ingin menikmati sinar rembulan dari balkon kamarmu.
Lihatlah keluar malam ini bulan bercahaya penuh, dengan hiasan bintang-bintang disekitarnya bagai permata berserakan di angkasa.
Aku yakin kamu melewatkan malam ini, kamu pasti telah terlelap jauh dibawah kendali mimpimu.
Tak apalah, setidaknya aku sudah mewakilkan dirimu saat menikmati keelokan rembulan itu.
Sayang,
Apakah kamu tahu sudah sejak lama aku menunggu?
Menunggu kesempatan untuk jujur kepadamu
Aku tahu ini akan menjadi sulit untuk kita lalui tapi apa daya aku harus mengatakannya.
275 hari yang berlalu begitu cepat, dan secepat itu pula aku menghilang dari kehidupanmu
Sayangku, sungguh ini bukan inginku.
Sebut saja aku lelaki pengecut yang tak memiliki keberanian untuk memperjuangkan impian kita.
Aku tahu banyak pertanyaan yang harus segera dijawab
Aku tahu hatimu perlahan mulai rapuh dan tersakiti
Sungguh,sedikitpun aku tak berniat mengacaukannya
Ku pandangi bulan, ia tersenyum padaku
Ku pejamkan mata mencoba merasakan kehadiranmu malam ini
Ah, aku tahu kau pasti tengah tertidur pulas
Aku pecundang, tak ingin kehilanganmu tapi aku harus melepaskanmu
Mengubur segala impian, mematahkan janji-janji yang sempat terucap
Sayangku,
Percayalah kesakitanmu akan segera berakhir
Luka itu perlahan akan sembuh
Dan kau mungkin tanpa banyak alasan akan cepat melupakanku
Untukmu sayang,
Biarlah aku saja yang menderita
Merelakan luka batin menyiksa setiap kali ku ingat betapa bodohnya aku melepasmu. Hal yang paling tak ingin aku lakukan
Setiap bulan bersinar dengan terangnya,
Aku selalu mengenangmu.
Berbahagialah sayang
Meski tanpa diriku
-seorang pecundang yang mencintaimu-
Menunggu kesempatan untuk jujur kepadamu
Aku tahu ini akan menjadi sulit untuk kita lalui tapi apa daya aku harus mengatakannya.
275 hari yang berlalu begitu cepat, dan secepat itu pula aku menghilang dari kehidupanmu
Sayangku, sungguh ini bukan inginku.
Sebut saja aku lelaki pengecut yang tak memiliki keberanian untuk memperjuangkan impian kita.
Aku tahu banyak pertanyaan yang harus segera dijawab
Aku tahu hatimu perlahan mulai rapuh dan tersakiti
Sungguh,sedikitpun aku tak berniat mengacaukannya
Ku pandangi bulan, ia tersenyum padaku
Ku pejamkan mata mencoba merasakan kehadiranmu malam ini
Ah, aku tahu kau pasti tengah tertidur pulas
Aku pecundang, tak ingin kehilanganmu tapi aku harus melepaskanmu
Mengubur segala impian, mematahkan janji-janji yang sempat terucap
Sayangku,
Percayalah kesakitanmu akan segera berakhir
Luka itu perlahan akan sembuh
Dan kau mungkin tanpa banyak alasan akan cepat melupakanku
Untukmu sayang,
Biarlah aku saja yang menderita
Merelakan luka batin menyiksa setiap kali ku ingat betapa bodohnya aku melepasmu. Hal yang paling tak ingin aku lakukan
Setiap bulan bersinar dengan terangnya,
Aku selalu mengenangmu.
Berbahagialah sayang
Meski tanpa diriku
-seorang pecundang yang mencintaimu-
Selasa, 10 September 2013
Jangan pernah diam lagi
Kita masih terdiam masing-masing asyik dengan pikiran yang memenuhi otak. Entah sampai kapan aku harus menerka tentang segala baris-baris pertanyaan yang tersusun rapi pada imaji ku. Aku tak tahu.
Mengharapkan sebuah jawaban supaya gundah gulana ini mencair, menyusut dan tak tampak lagi pada setiap hariku. Tapi kamu masih menyimpannya, kamu bagaikan membentengi diri dengan tembok gengsi. Aku ingin berteriak di depan wajahmu tapi aku tak mampu.
Malam semakin larut, ku putuskan saja untuk kembali pulang, tak ada tujuan terus berdiam di ruangan ini sedang kamu asyik bermain dengan anjing puddlemu itu. Kamu bisa begitu hangat padanya namun padaku kamu terlalu tak mau tahu.
Ada hal-hal yang tidak kamu sadari, tahukah kamu ada seseorang yang setiap malam mengkhawatirkan dirimu? gelisah setiap melihat jam dinding, membayangkan hal buruk yang mungkin terjadi setiap cuaca buruk mengiringi hari. Yang dipikirannya hanya KAMU.
Ku ambil tas selempangku disisi kananmu dan bersiap pulang sampai pada akhirnya kamu bicara..
"sudah mau pulang?"
Aku hanya mengangguk, sepertinya aku tak perlu menjelaskan dengan kalimat untuk menjawab pertanyaanmu. Apa pentingnya bagimu.
Aku berjalan menuju pintu dan sengaja aku tak menoleh padamu, anjing puddle mu jauh lebih menarik ketimbang diriku. Ku percepat langkah kaki ku, berharap semain cepat pula harapan ini hilang.
Angin di bulan Agustus selalu sama setiap tahunnya, bertiup dengan kencangnya membuat tatanan rambutku jadi berantakan. Kekacauan pada rambutku adalah gambaran betapa kalutnya hatiku, memendam segala rasa yang ada untuk dirimu. Aku tidak menyebut diriku berlebihan menanggapi sikapmu. Aku tahu kamu menyimpan perasaan yang sama, hanya kamu terlanjur berdiri dibongkahan gengsi sehingga tentu hal yang sukar untuk mengakuinya.
Sebenarnya aku ingin menyerah saja, segala kedekatan ini anggap seperti ikatan saudara jadi aku tak perlu merasa tersakiti atau terabaikan. Semua hal yang pernah kita lewati bersama akan aku kenang sendiri.
Mungkin kehadiranku dalam hidupmu hanya sebagai pelengkap semata, bukan hal penting untuk dapat perlakuan istimewa. Satu-satunya keistimewaan yang kamu berikan padaku ketika kita berdua menikmati nasi goreng dipinggir jalan setelah kita kelelahan membersihkan kandang puddle kesayanganmu.
Aku pergi saja,
lebih baik begitu
tiba-tiba..
"Terima kasih ya,selalu ada untukku. Aku berjanji bahwa aku pun akan selalu ada untukmu. Jangan pernah pulang sendiri apalagi malam di bulan ini,rambutmu jadi berantakan. Ada aku selalu dan selamanya"
Tubuhku lemas,mencoba merasakan setiap kehangatan yang pelan-pelan merasuki tubuhku. Aku tak percaya kamu memelukku. Jadi tembok gengsi itu sudah runtuh dan malam ini serpihan-serpihan asaku kembali ku susun kali ini bersamamu.
Jangan pernah diam lagi, kalau kamu ulangi maka aku akan benar-benar pergi.
Selasa, 19 Maret 2013
Untuk Ibu
Ada senyum kecil yang nampak diwajahmu
Pandangan mata yang terpancar
Mengantarkanku pada suatu masa lalu
Kebahagiaan itu ada. Tidak semu
Dua puluh tiga tahun yang lalu
Dalam balutan mesra sang fajar merekah
Kau bersitegang dengan segala kesakitan
Nyawa rela kau korbankan
Adapun rasa cemas diwajahnya
kala menyaksikanmu bertarung tanpa lelah
Demi satu kehidupan baru
Yang kelak menjadi kebanggaanmu dan dia
Genaplah sudah tugasmu
Ibu adalah gelar yang baru saja kau terima
Gelar yang akan terus melekat sampai akhir hayat
Kau tersenyum memandangi tubuh mungil kemerahan
Rambut hitam tebal, jari-jari yang kecil dan menggemaskan
pipi bulat seperti tomat
Dia anakmu yang selama ini kau kandung
Kau tersenyum dan mulai menitikkan air mata
Haru.
Dua puluh tiga tahun kemudian
Dia sudah berubah menjadi gadis yang beranjak dewasa
Kekhawatiranmu makin hari makin besar
dan tak jarang kalian beradu untuk pembenaran
Anakmu sudah menjadi bagian untuk pergaulannya
Kau bahkan tak lagi muda
Kau terlalu tua untuk berusaha masuk dalam dunianya
Kau kini sendiri
Padahal kau tahu
Kau tak perlu itu semua.
Cukuplah menjadi ibu untuknya
Ibu yang selalu menyambutnya dengan pelukan hangat
Hanya doa darimu yang senantiasa menyertai
Langkah-langkahnya
dan lihatlah Ia akan kuat sepertimu
karena Ia terlahir dari rahimmu..
Seorang wanita yang luar biasa hebatnya.
IBU
note : tulisan ini saya dedikasikan khusus untuk Ulang Tahun Mama saya yang ke 50 tanggal 25 Maret mendatang
Pandangan mata yang terpancar
Mengantarkanku pada suatu masa lalu
Kebahagiaan itu ada. Tidak semu
Dua puluh tiga tahun yang lalu
Dalam balutan mesra sang fajar merekah
Kau bersitegang dengan segala kesakitan
Nyawa rela kau korbankan
Adapun rasa cemas diwajahnya
kala menyaksikanmu bertarung tanpa lelah
Demi satu kehidupan baru
Yang kelak menjadi kebanggaanmu dan dia
Genaplah sudah tugasmu
Ibu adalah gelar yang baru saja kau terima
Gelar yang akan terus melekat sampai akhir hayat
Kau tersenyum memandangi tubuh mungil kemerahan
Rambut hitam tebal, jari-jari yang kecil dan menggemaskan
pipi bulat seperti tomat
Dia anakmu yang selama ini kau kandung
Kau tersenyum dan mulai menitikkan air mata
Haru.
Dua puluh tiga tahun kemudian
Dia sudah berubah menjadi gadis yang beranjak dewasa
Kekhawatiranmu makin hari makin besar
dan tak jarang kalian beradu untuk pembenaran
Anakmu sudah menjadi bagian untuk pergaulannya
Kau bahkan tak lagi muda
Kau terlalu tua untuk berusaha masuk dalam dunianya
Kau kini sendiri
Padahal kau tahu
Kau tak perlu itu semua.
Cukuplah menjadi ibu untuknya
Ibu yang selalu menyambutnya dengan pelukan hangat
Hanya doa darimu yang senantiasa menyertai
Langkah-langkahnya
dan lihatlah Ia akan kuat sepertimu
karena Ia terlahir dari rahimmu..
Seorang wanita yang luar biasa hebatnya.
IBU
note : tulisan ini saya dedikasikan khusus untuk Ulang Tahun Mama saya yang ke 50 tanggal 25 Maret mendatang
Senin, 14 Januari 2013
Long Way to be Lonely
Menghempas
Jauh ke angkasa
Tak bersisa di dasar
Menciptakan kegelisahan
Inginku bukan inginmu
Inginmu bukan inginku
Selaksa luka menorehkan perih
Kau dan Aku
Terlalu bodoh umtuk percaya
Ya, percaya pada keajaiban
Atau kita berdua terlalu takut untuk menapaki hari dengan kesendirian?
Keajaiban hanya imaji saja
Kebersamaan kita adalah masa-masa saling menyakiti
Aku buka jalan agar kau bisa bebas tanpa ikatan
-DEE-
Jauh ke angkasa
Tak bersisa di dasar
Menciptakan kegelisahan
Inginku bukan inginmu
Inginmu bukan inginku
Selaksa luka menorehkan perih
Kau dan Aku
Terlalu bodoh umtuk percaya
Ya, percaya pada keajaiban
Atau kita berdua terlalu takut untuk menapaki hari dengan kesendirian?
Keajaiban hanya imaji saja
Kebersamaan kita adalah masa-masa saling menyakiti
Aku buka jalan agar kau bisa bebas tanpa ikatan
-DEE-
Kamis, 12 Juli 2012
untuk satu nama
Kamis,26 April 2012 ; 22.30
adalah hari, tanggal dan waktu yang sangat istimewa. Bukan hari libur nasional, atau hari khusus yang diperingati seluruh dunia. Itu hanya sebuah penentu dimulainya suatu komitmen antara aku dan kamu.
Masih seumur jagung, masih awal dan mungkin saja akan banyak tantangan yang harus dihadapi berdua biarpun pada kenyataan untuk bisa bersama setiap hari adalah suatu hal yang langka. Sidoarjo dan Bandung, hmm bukan jarak yang singkat.
Aku merasa diawal komitmen ini sangat sulit dan sempat berpikir "sanggupkah?". Tapi kamu tahu, aku tidak mau menyerah diawal. Kita bisa jika kuat bersama.
Banyak yang bilang ini masih awal, romansa dan aura cinta masih jadi topik utama. Bagiku, kita lebih dari sekedar hitungan bulan saja. Aku mengenalmu sudah sejak lama, masih ingatkah kamu aku mengenalmu sudah lebih dari 16 tahun!
............
flashback masa SD
Hari itu hari Senin, upacara Bendera akan segera dilaksanakan. Aku dan segerombolan teman sekelas membentuk barisan. Tiba-tiba saja pandanganku mengarah pada sesosok anak laki-laki yang hari itu bertugas menjadi pembaca UUD 1945. Anak laki-laki itu kelas 6, dia seniorku karena aku saat itu kelas 5. Anak laki-laki yang kurus, berkulit sawo matang, postur tubuhnya mungil yang masih kalah jauh dibanding teman-teman sebayanya. Dari dalam barisan aku terus memperhatikannya, ah lucu sekali dia. Entah apa yang membuatku tidak bisa lepas untuk terus memandanginya.
flashback masa SMA
2 hari lagi menuju 14 Februari. Valentine tidak terlalu istimewa bagiku, merayakan rasa cinta dan menunjukkannya pada orang-orang yang kita sayangi bisa dilakukan kapan pun, anggap saja tanggal itu sebagai penentu saja,supaya mudah untuk diperingati. Tidak ada bunga, tidak ada coklat, tidak ada boneka atau apapun yang berwarna pink. Sampai di siang itu datang seseorang ke rumahku. Dia datang dengan senyumnya membawa sekotak coklat yang dia beli di supermarket dekat rumah tanpa di bungkus kertas kado lalu memberikannya padaku. Aku tersenyum. Terima Kasih. Dia, anak laki-laki berkulit sawo matang si pembaca UUD 1945 seniorku saat SD.
..............
Puas mengingat-ingat aku jadi senyum sendiri malam ini. diluar dugaan, teman masa kecilku kini menjadi seseorang yang setiap hari selalu memenuhi pikiranku, aku yang selalu kangen sama kamu, aku yang selalu bersemangat setiap ponselku berdering dan dilayar terpampang namamu, aku yang tidak pernah berhenti menuliskan tentangmu di blog ini.
Banyak yang meragukan bahwa kita tidak mampu. Ah, masa bodoh pikirku. Mereka tidak tahu seberapa besar kita berusaha, mereka tidak tahu seberapa kuat perasaan kita, mereka tidak tahu apa-apa. Kalau pun di esok hari terjadi sesuatu diluar kendali kita, yah biar itu menjadi misteri saja. Yang perlu diingat dan dijalani adalah masa sekarang karena penentu masa depan adalah apa yang kita lakukan hari ini.
Aku tidak sempurna, kamu juga begitu. Tapi mari kita berusaha untuk menjadi lebih baik setidaknya untuk komitmen yang sudah di ikrarkan. Aku percaya, ada saatnya kita akan bisa bersama-sama dan tidak perlu lagi berada di dua kota yang berbeda.
Dalam setiap doaku, selalu terselip namamu. Tentunya setelah kedua orang tuaku. Inginku hanya satu, supaya Tuhan selalu melindungimu. Dan aku yakin Tuhan sangat baik hati tanpa aku pinta Dia pasti menjagamu.
Aku menyayangimu dengan apa adanya diriku.
Aku menyayangimu dalam doa-doa yang ku panjatkan padaNya.
Aku menyayangimu dalam hangatnya senja membiaskan jingga
Aku menyayangimu dengan seluruh hasrat di jiwa
Aku menyayangimu utuh.
Dari seluruh ungkapan perasaan ini, mungkin kamu bosan membacanya, tapi inilah yang terjadi. Aku akan selalu menceritakanmu, aku akan selalu menjadikanmu topik utama dihari-hariku selama CINTA itu berdiam dan mengakar dikedua hati kita. Tenang, ini masih wajar karena aku menyayangimu dengan caraku yang tidak berlebihan.
Hai, kamu anak laki-laki berkulit sawo matang si pembaca UUD 1945
Hai, kamu seseorang yang memberikanku sekotak coklat 2 hari menjelang valentine
Hai, kamu seseorang yang kini menjadi kekasihku..
untuk satu nama, semua ungkapan hati ini..
RIZKY D. AGUSTA
aku mencintaimu
kiss and hug,
DEE
Sabtu, 07 Juli 2012
semuanya "Pas"
Aku rindu kamu. Titik.
tak kurang dan tak berlebihan
semuanya pas.
Aku sayang kamu. Titik.
tak kurang dan tak berlebihan
semuanya pas.
Pas. Agar tak berubah jadi cinta buta atau obsesi menggebu. Yang nantinya malah membuat sakit di hati.
Aku hanya ingin mencintai kamu dengan sederhana dan apa adanya.
Tulus dan ikhlas, agar menjadi abadi.
Tulus dan ikhlas, agar menjadi abadi.
PAS.
Rabu, 27 Juni 2012
Selamat (....) Aku mencintaimu
Selamat pagi,
Aku tahu pasti kamu masih terlelap, jauh tak terlihat di dalam selimut. Dinginnya udara membuatmu malas untuk beranjak dari kasur. Ragu untuk membangunkanmu yang masih nyenyak terbuai malam padahal si fajar sudah datang. Terselip tanya dibenakku, akankah aku yang dibawa oleh bunga tidur dan berdiam di alam mimpimu?
Buka matamu, segera! Lihatlah banyak hal menantimu setiap pagi, khususnya aku yang merindukan sapaan manjamu dan membuatku lebih berhasrat menjalani hari.
Selamat siang,
Kamu sibuk begitu pula aku. Kita berbeda. Aku wanita dan kamu pria itu perbedaan paling mendasar. Aku disini dan kamu jauh beratus-ratus kilometer di sana. Aku cerewet dan menjunjung tinggi "ikatan" tapi kamu cuek dan bebas. Aku manja dan kamu temperamental. Tapi, ada kesamaan yang saling menguatkan aku dan kamu saling mencinta. Terima kasih! Jangan lupa makan siang :)
Selamat sore,
Senja di sini begitu menggoda, akan sangat menyesal jika aku melewatkannya. Kehadiran senja yang singkat sama seperti kehadiranmu di sini yang tak bisa berlama-lama. Lagi-lagi karena kesibukan kita yang berbeda, aku hanya bisa menghela napas panjang berharap kebersamaan yang kita rindukan akan segera terwujud. Aku percaya ketika hari itu datang hanya ada rasa syukur yang akan aku panjatkan.
Selamat malam,
Aku sudah tidak tahan lagi, aku merindukanmu!!!! Rindu yang begitu menyiksa, terkadang aku marah pada kenyataan betapa sulitnya menjadi mereka? Pasangan yang dengan mudahnya memadu kasih tanpa harus dibatasi jarak. Melihat keadaan ini tidak mudah untukku dan untukmu, tapi aku tahu Tuhan tidak pernah tidur, dia dengan segala kuasaNya akan memberikan jalan yang paling sesuai bagi kita. Yang kita perlukan hanyalah kekuatan sebagai dasar komitmen yang sudah terucap. Buang jauh-jauh pikiran yang dapat membelokkan perasaan yang sudah terbina. Syukuri apa yang sudah kita miliki, ingat bahwa kita bisa kuat mengarungi jutaan jarak karena satu hal : CINTA. Aku mencintaimu, aku merindukanmu dan dalam setiap doa malamku tak pernah luput ku sebutkan namamu, agar Sang Maha Kuasa melindungimu terlebih menjaga kesetiaan kita berdua.
Aku tak mampu berkata-kata lebih banyak lagi hanya sebuah ucapan TERIMA KASIH. Sebagai apresiasi dari cinta yang sudah tumbuh dan menemani hari-hari kita berdua. Selamat malam :)
Untuk: Seseorang yang sedang menyelesaikan studinya di Bandung. Aku mencintaimu, Sungguh!
"Aku mengucap syukur pada Allahku, setiap kali ku mengingatmu" (Filipi 1:3)
Rabu, 20 Juni 2012
Cantik,Kumbang,Senja dan Padang Ilalang
Tak banyak yang bisa ku lakukan ketika segala amarah menguap tak mampu dibendung lagi. Hatiku hanya satu, tidak cukup besar untuk menampung semua kesakitan itu. Pernah kah kamu berpikir lelucon seperti itu cukup menorehkan luka batin? Sungguh,jangan lagi membandingkanku. Berkali aku mengatakan agar kamu mau menghentikan, tapi suaraku pun tak sampai di telingamu. Kamu sengaja menutupnya, dan selalu mengulanginya. Aku sakit.
Tapi aku mencintaimu,
Kamu bilang aku masa depanmu, kamu bilang terlalu lelah untuk mencari penggantiku. Untuk itu kah kamu memilih bertahan bersamaku? Saat sore kita berdua menikmati senja di padang ilalang, kamu sibuk dengan kameramu mengambil gambar kesana kesini. Kamu tak ingin melewatkan setiap moment berarti di sore itu, kamu harus mengabadikannya. Aku tertawa saat kamu diam-diam mengambil pose seksi kumbang yang tengah terbang merendah di sekitaran ilalang. Badanmu turut merendah tanpa kamu perhatikan kakimu salah melangkah, kamu terjerembab dan kumbang itu terbang meninggi. Kamu marah dan memaki diri sendiri. Dari sini aku terbahak, kamu melangkah ke arahku lalu kita duduk bersebelahan. Kamu masih sibuk dengan kameramu, tapi tak pernah sekalipun kamu mengarahkan lensanya kepadaku. Aku memang bukan gadis-gadis plastik, wajahku tak seelok mereka, tubuhku tak sekurus itu. Aku hanyalah diriku, gadis biasa yang selalu bahagia kala kamu bermanja disampingku, aku hanya gadis biasa yang selalu menyambutmu dengan pelukan hangat ketika kamu datang, aku hanya gadis biasa yang berjam-jam memikirkanmu, aku hanya gadis biasa yang betah berlama-lama mendengarkan semua ceritamu. Aku hanya gadis biasa yang mencintaimu.
Aku iri pada gadis-gadis plastik itu, yang bisa dengan mudahnya mendapatkan posisi sempurna di matamu, di kameramu. Salahkah perasaanku? Aku tidak cantik, begitu pula aku tidak sempurna. Kamu juga tidak sempurna.
Kamu selalu mengatakan bahwa Marissa cantik atau Deara dengan mata ekspresifnya membuatmu terpesona. Kamu selalu berkata Angie punya rambut hitam panjang yang lebat. Apakah kamu menyesal memiliki ku yang tidak sempurna seperti mereka? Aku beradu dengan batin, berusaha meyakinkan diri bahwa aku cantik setidaknya itu kata ibuku. Aku pernah sekali begitu membenci cermin, bagiku cermin hanya menggambarkan pesona keindahan semu. Ada yang lebih penting selain fisik sempurna, yaitu hati. Cermin tak mampu memantulkan isi hatiku.
Aku berusaha, bukan dengan cara instant agar bisa sempurna. Aku tidak ingin mengubah diriku menjadi orang lain, aku ingin tetap menjadi aku yang biasa saja tapi bisa kamu banggakan diantara teman-temanmu, diantara gadis-gadis plastik itu.
Lihatlah, aku berubah sayang. Kini dipipiku ada warna merah merona hasil eksperimenku di kamar ibu. Warna peach memenuhi bibirku, kamu pasti ingin menciumnya. Hahaha. Aku wangi, selalu wangi seperti biasanya. Rambut ku biarkan jatuh terurai, agar kamu tahu Angie tidak sebanding denganku. Memakai little black dress dan heels berwarna merah yang seragam dengan kuku kaki dan tangan ku yang telah dipoles.
Aku ingin kamu melihatku, seutuhnya. Luar dan dalam.
Jangan lagi kamu membandingkanku dengan mereka, karena aku sangat CEMBURU!
Kamu terpana melihatku, bola matamu mengikuti gerak langkahku. Aku tidak banyak berubah, aku hanya sedikit bersolek. Agar kamu tahu, pacarmu ini CANTIK.
Aku masih gadis biasa yang mencintaimu utuh.
Kita kembali menikmati senja di padang ilalang, kamu terus menatapku. Dan untuk pertama kalinya, kamu mengarahkan kameramu kepadaku.
Ada rasa puas dihati,
Tiba-tiba, ada seekor kumbang terbang mendekatiku. Ia berdiam di tanganku, kamu beranjak berdiri dengan cekatan kamu mengabadikan momen itu.
"Kamu cantik" katamu
"Terima kasih mas" jawabku pelan sambil terus menatap senja
"Maafkan aku dek"
"Maaf untuk apa?"tanyaku sambil memperhatikan wajahmu
"Maaf aku yang tidak pernah bisa melihat dirimu secara utuh, maaf aku yang selalu membuatmu cemburu, maaf karena aku begitu bodoh"
"Ya, kita terkadang harus menjadi bodoh untuk dapat memaknai dan mensyukuri apa yang sudah kita miliki, Mas"
Aku baru menyadari gadis-gadis plastik itu memang merebut perhatianmu lewat kemolekan semunya, tapi hati dan cinta yang kamu miliki seutuhnya hanya untukku.
Aku mungkin saja akan terus cemburu, karena kamu dikelilingi pesolek ulung. Tapi disaksikan senja dan kumbang sore ini, aku tahu kamu terlalu bodoh untuk meninggalkanku yang memiliki kecantikan utuh, luar dan dalam.
Aku mencintaimu Mas, dengan apa adanya diriku. Ku harap kamu tahu dan mensyukurinya.
Minggu, 17 Juni 2012
Make You Feel My Love (Dear Cinta)
When the rain is blowing in your face
And the whole world is on your case
I could offer you a warm embrace
To make you feel my love
When the evening shadows and the stars appear
And there is no one there to dry your tears
I could hold you for a million years
To make you feel my love
I know you haven't made your mind up yet
But I would never do you wrong
I've known it from the moment that we met
No doubt in my mind where you belong
I'd go hungry, I'd go black and blue
I'd go crawling down the avenue
No, there's nothing that I wouldn't do
To make you feel my love
The storms are raging on the rolling sea
And on the highway of regret
Though winds of change are blowing wild and free
You ain't seen nothing like me yet
I could make you happy, make your dreams come true
Nothing that I wouldn't do
Go to the ends of the earth for you
To make you feel my love
To make you feel my love
(Make You Feel My Love-ADELE)
Dear cinta,
bolehkah aku menyapamu?
bolehkah aku menghapuskan serangkaian luka yang berdiam sedari dulu?
bolehkah aku mencairkan gunungan batu es yang membiru disitu?
Dear cinta,
ucapkanlah bahwa kau merelakannya pergi
hilang bersama dengan berlalunya langkah yang makin menjauh
lapangkanlah dirimu dia tak mungkin lagi kembali pada pelukmu
Dear cinta,
ada awan kelabu menyelimuti
sedikit demi sedikit air hujan membasahi pertiwi
bahkan kau turut menangis, untuk apa?
Dear cinta
bisakah kau melihatku?
bisakah kau merasakan getaran jiwa ini?
bisakah kau membuka peluang hati untukku?
Dear cinta,
aku tak akan lelah menantimu
pulanglah padaku
dan rasakan bahwa aku pun mampu
kau tak perlu merindu
cukup aku yang begitu
Dear cinta,
ada harapan di ujung jalan
bahwa aku tak boleh menyerah
tak ada sekutu disini
yang ada hanya lah hati yang bermimpi
menjadi pelabuhan segala asa yang kau cari
Dear cinta,
rasakanlah bahwa aku bisa memberikan kau ruang kosong yang siap menjadikanmu raja
-untuk semua yang sedang meyakinkan cinta tak mungkin salah alamat-
Kamis, 07 Juni 2012
S.M.S
pukul 08.00
kamu : Hai, selamat pagi. Aku kesiangan lagi
aku : selamat siang kalo gitu
pukul 13.00
kamu : jangan lupa menyapa sebungkus nasi padang
aku : Hahaha. Aku hari ini menyapa soto ayam, kamu?
kamu : aku diet, hahahaha
aku : dasar cowok cantik
kamu : Apa?? aku makan sekarang!
pukul 18.00
kamu : halo, aman disana?
aku : aku lagi perang nih.
kamu : keren, perang sama ?
aku : nyamuk
pukul 23.00
kamu : saatnya istirahat, terima kasih untuk hari ini
aku : belum ngantuk
kamu : udah tidur aja
aku : belum ngantuk!
kamu : udah malam, ntar muncul mata panda lagi lho
aku : biarin deh, kok situ yang repot?
kamu : aku kan perhatian
aku : Oh. Makasih ya
kamu : Kembali kasih. Masih nggak mau tidur?
aku : kenapa? capek ngeladenin aku?
kamu : kok sewot?
aku : siapa?
kamu : cewek
aku : ?????
kamu : hahaha, tidur lah.. Ya?
aku : NO
kamu : kamu baru aja sembuh, masa mau begadang lagi?
aku : aku udah sembuh, kamu tau kan aku titisan kelelawar?
kamu : ihh, serem -__-
.......
pukul 00.10
kamu : akhirnya tidur juga, selamat beristirahat. Pastikan besok pagi kamu baru baca ini
.......
Pukul 00.25
aku : kamu kok nggak pernah ngerti sih?
kamu : lho? kok belum tidur?
aku : terserah aku deh mau tidur kapan.
kamu : oke deh, kalo sakit lagi jangan manja sama aku
aku : kamu nggak pernah ngerti. dasar bodoh
kamu : apa lagi?
aku : aku harus bilang?
kamu: biar aku ngerti. kan aku bodoh
aku : aaaarrrgh
kamu : lho???
aku : susah tau sendirian disini, nggak ada kamu.
kamu : mulai ngeluh lagi?
aku : aku juga bisa habis sabar
kamu : bukannya dari awal udah jelas resikonya? masih aja dibahas.
aku : iya iya tau, bawel.
kamu : terus kenapa masih ngomongin ini?
aku : berat aja rasanya, aku pengen pulang
kamu : ini kan sudah pilihanmu. kok sekarang nyesel?
aku : nggak nyesel cuma ngerasa sulit aja nggak ada kamu
kamu : kamu kan udah biasa sendiri, mandiri maksudku. Ayo semangat!
aku : semangat kendor nih, aku menikmati pekerjaan ini cuma nggak ada kamu itu yang bikin semua terlihat sulit
kamu : sebentar lagi kan libur?
aku : libur akhir tahun aku belum bisa pulang
kamu : kenapa?
aku : mana bisa aku santai apalagi kalo musim liburan, kecuali kalo kamu yang jadi bos aku
kamu : Oh..
aku : cuma "Oh" ?
kamu : resiko kerja di tempat wisata sih
aku : iya. Padahal pengen pulang nih..ehm, aku kan juga pengen pacaran normal biar cuma sebentar
kamu : pacaran? sama sapa? wah kok aku baru tau?
aku : selalu gitu.
kamu : hihihi, kalo kamu nggak bisa pulang bukan masalah kok. Nanti biar aku yang kesana
aku : Serius?
kamu : IYA. Aku juga pengen pacaran normal
aku : Makasih sayang
kamu : Tidur ya, udah malam besok kamu harus kerja pagi-pagi
aku : makasih S-A-Y-A-N-G! Kenapa sih nggak mau bilang itu?
kamu : bilang apa?
aku : Udah ah capek , aku mau tidur
..........
Pukul 02.00
kamu : Maaf ya,kalo aku nggak pernah bilang tentang perasaanku. Bukannya aku nggak mau, itu bukan gaya ku aja. Asal kamu tau dan harusnya kamu paham karna kamu cerdas, tentang aku dan bagaimana aku mencintaimu. Jangan ragu lagi, karena aku nggak pernah ragu sama perasaanku yang sangat kuat untuk kamu. AKU MENCINTAIMU, Hilda.
........
Pukul 10.00
kamu : aku kesiangan lagi. Selalu :(
Langganan:
Postingan (Atom)