Tampilkan postingan dengan label cantik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cantik. Tampilkan semua postingan

Rabu, 20 Juni 2012

Cantik,Kumbang,Senja dan Padang Ilalang

Tak banyak yang bisa ku lakukan ketika segala amarah menguap tak mampu dibendung lagi. Hatiku hanya satu, tidak cukup besar untuk menampung semua kesakitan itu. Pernah kah kamu berpikir lelucon seperti itu cukup menorehkan luka batin? Sungguh,jangan lagi membandingkanku. Berkali aku mengatakan agar kamu mau menghentikan, tapi suaraku pun tak sampai di telingamu. Kamu sengaja menutupnya, dan selalu mengulanginya. Aku sakit.

Tapi aku mencintaimu,

Kamu bilang aku masa depanmu, kamu bilang terlalu lelah untuk mencari penggantiku. Untuk itu kah kamu memilih bertahan bersamaku? Saat sore kita berdua menikmati senja di padang ilalang, kamu sibuk dengan kameramu mengambil gambar kesana kesini. Kamu tak ingin melewatkan setiap moment berarti di sore itu, kamu harus mengabadikannya. Aku tertawa saat kamu diam-diam mengambil pose seksi kumbang yang tengah terbang merendah di sekitaran ilalang. Badanmu turut merendah tanpa kamu perhatikan kakimu salah melangkah, kamu terjerembab dan kumbang itu terbang meninggi. Kamu marah dan memaki diri sendiri. Dari sini aku terbahak, kamu melangkah ke arahku lalu kita duduk bersebelahan. Kamu masih sibuk dengan kameramu, tapi tak pernah sekalipun kamu mengarahkan lensanya kepadaku. Aku memang bukan gadis-gadis plastik, wajahku tak seelok mereka, tubuhku tak sekurus itu. Aku hanyalah diriku, gadis biasa yang selalu bahagia kala kamu bermanja disampingku, aku hanya gadis biasa yang selalu menyambutmu dengan pelukan hangat ketika kamu datang, aku hanya gadis biasa yang berjam-jam memikirkanmu, aku hanya gadis biasa yang betah berlama-lama mendengarkan semua ceritamu. Aku hanya gadis biasa yang mencintaimu.

Aku iri pada gadis-gadis plastik itu, yang bisa dengan mudahnya mendapatkan posisi sempurna di matamu, di kameramu. Salahkah perasaanku? Aku tidak cantik, begitu pula aku tidak sempurna. Kamu juga tidak sempurna.

Kamu selalu mengatakan bahwa Marissa cantik atau Deara dengan mata ekspresifnya membuatmu terpesona. Kamu selalu berkata Angie punya rambut hitam panjang yang lebat. Apakah kamu menyesal memiliki ku yang tidak sempurna seperti mereka? Aku beradu dengan batin, berusaha meyakinkan diri bahwa aku cantik setidaknya itu kata ibuku. Aku pernah sekali begitu membenci cermin, bagiku cermin hanya menggambarkan pesona keindahan semu. Ada yang lebih penting selain fisik sempurna, yaitu hati. Cermin tak mampu memantulkan isi hatiku. 

Aku berusaha, bukan dengan cara instant agar bisa sempurna. Aku tidak ingin mengubah diriku menjadi orang lain, aku ingin tetap menjadi aku yang biasa saja tapi bisa kamu banggakan diantara teman-temanmu, diantara gadis-gadis plastik itu.

Lihatlah, aku berubah sayang. Kini dipipiku ada warna merah merona hasil eksperimenku di kamar ibu. Warna peach memenuhi bibirku, kamu pasti ingin menciumnya. Hahaha. Aku wangi, selalu wangi seperti biasanya. Rambut ku biarkan jatuh terurai, agar kamu tahu Angie tidak sebanding denganku. Memakai little black dress dan heels berwarna merah yang seragam dengan kuku kaki dan tangan ku yang telah dipoles.

Aku ingin kamu melihatku, seutuhnya. Luar dan dalam.

Jangan lagi kamu membandingkanku dengan mereka, karena aku sangat CEMBURU!

Kamu terpana melihatku, bola matamu mengikuti gerak langkahku. Aku tidak banyak berubah, aku hanya sedikit bersolek. Agar kamu tahu, pacarmu ini CANTIK. 

Aku masih gadis biasa yang mencintaimu utuh.

Kita kembali menikmati senja di padang ilalang, kamu terus menatapku. Dan untuk pertama kalinya, kamu mengarahkan kameramu kepadaku.
Ada rasa puas dihati, 

Tiba-tiba, ada seekor kumbang terbang mendekatiku. Ia berdiam di tanganku, kamu beranjak berdiri dengan cekatan kamu mengabadikan momen itu.

"Kamu cantik" katamu
"Terima kasih mas" jawabku pelan sambil terus menatap senja
"Maafkan aku dek"
"Maaf untuk apa?"tanyaku sambil memperhatikan wajahmu
"Maaf aku yang tidak pernah bisa melihat dirimu secara utuh, maaf aku yang selalu membuatmu cemburu, maaf karena aku begitu bodoh"
"Ya, kita terkadang harus menjadi bodoh untuk dapat memaknai dan mensyukuri apa yang sudah kita miliki, Mas"


Aku baru menyadari gadis-gadis plastik itu memang merebut perhatianmu lewat kemolekan semunya, tapi hati dan cinta yang kamu miliki seutuhnya hanya untukku.

Aku mungkin saja akan terus cemburu, karena kamu dikelilingi pesolek ulung. Tapi disaksikan senja dan kumbang sore ini, aku tahu kamu terlalu bodoh untuk meninggalkanku yang memiliki kecantikan utuh, luar dan dalam.

Aku mencintaimu Mas, dengan apa adanya diriku. Ku harap kamu tahu dan mensyukurinya.

Rabu, 18 April 2012

Idealisme Berdandan membuat GALAU


I am beautiful no matter what they say
Words can’t bring me down
I am beautiful in every single way
Yes, words can’t bring me down
So you don’t bring me down today
(Beautiful – Christina Aguilera)

Halo dear,

Aku galau. Yap, akhirnya aku mengakui kalo galau. Tapi harap diingat kegalauanku bukan soal asmara yang membabi buta itu. Aku galau karena kecantikan alami yang ada dalam diriku ternyata nggak berhasil menarik perhatian kaum adam. I’m so desperate. Oke, perlu diketahui aja aku ini bukan tipe cewek yang suka dandan, bahkan aku nggak bisa dandan mungkin itu yang menyebabkan aku masih single menahun. Sehari-harinya kalo dulu ke kampus aku Cuma pake bedak sama eyeliner aja. Aku bener-bener dandan kalo emang mendesak dan perlu seperti waktu nikahan sodara, jadi MC dadakan waktu KKN, atau waktu ujian Public Speaking. Nah, momen-momen yang menurutku emang penting aku baru deh mau lebih mempercantik diri ya walaupun aku merasa sudah cukup cantik sih. Hahaha

Tapi, entah kenapa saat ini aku galau soal topik dandan. Iya, nggak bisa dipungkiri kalo dandan itu bisa menunjang penampilan tiap orang bahkan orang yang sekalipun wajahnya standar dan datar bisa jadi oke dan kece kalo udah disentuh sama make up. Dandan memang identik sama kaum hawa, itu sudah berlangsung selama puluhan abad. Aku bukannya anti soal dandan, Cuma hal seperti itu bukan jadi kegiatan wajib ku. Aku merawat diri kok, seminggu sekali masih maskeran biar bekas-bekas jerawat dan komedo bisa ilang, aku juga luluran, aku juga rajin keramas, pake shampo dan kondisioner bahkan masih aku beri tambahan vitamin. Tiap keluar rumah aku bahkan nggak pede kalo nggak pake bedak dan eyeliner.  Deodorant, cologne dan hand body adalah item wajib sebelum aku beraktivitas. Tapi aku nggak suka memakai make up berlebihan, banyak tuh mahasiswi di kampus dandan heboh banget, aku Cuma bisa ngebatin nih orang pada niat kuliah apa niat fashion sih? Kalo jalan dianggun-anggunin tapi ada bunyi klotak klotak dari heelsnya udah gitu buru-buru pula karena udah telat masuk kelas. Makanya kalo kuliah itu yang disiapin materinya bukan dandannya.

Beberapa waktu yang lalu, aku sempet interview kerja di beberapa tempat. Oke, sekali interview dan setelah itu nggak ada panggilan lagi. Aku rasa kualifikasiku sebagai fresh graduate dengan pengalaman organisasi yang lumayan ya nggak jelek-jelek amat. Nggak usah liat IPK deh, percuma juga aku dapat angka sempurna dan lulus cum laude tapi ternyata waktu kerja nilai (baca: IPK – Indeks Prestasi Kumulatif) nggak terlalu jadi bahan pertimbangan. Aku kalah langkah dari cewek-cewek yang juga interview disana, mereka dandan total abis, Yap, from head to toe mereka udah prepare. Aku perhatikan baju yang mereka pakai sama aja kayak baju yang aku pakai, rapi dan formal. Mereka pakai heels, so do i. Tapi, satu yang bikin aku berbeda wajahku polos aja gitu, cuma di dempul sama bedak, eyeliner dan blush on. Wajahku, kurang make up ibarat sawah yang kurang air, wajahku kurang fresh. Jadi, aku sadar kalo ternyata dandan itu mulai penting demi masa depanku.

Aku jadi inget omongan seseorang, yang pernah bilang ke aku kalo dia suka sama aku bukan karena aku good looking tapi justru karena aku lucu, dia menyarankan agar aku mulai memperhatikan penampilan, bukan berarti aku harus ikut perawatan mahal, spa, massage atau apapun yang akhirnya menghabiskan uang ortu. Cuma dia pengen ngelihat aku tampil fresh dan tetap lucu. Ya aku tahu sekarang dia berada jauh disana, dan dia juga udah punya pacar jadi nggak mungkin juga ada cowok yang bilang aku lucu lagi. (bagian ini bisa diabaikan,hahaha)

Aku inget-inget omongannya, aku bisa cantik dan tetap jadi diriku sendiri. Cantik nggak harus dandan sampai ngabisin duit. Mungkin dengan memilih style rambut yang bisa membuat wajah jadi lebih fresh atau memilih gaya berbusana yang up to date tapi nggak bikin kehilangan jati diri. Ya, aku masih menyayangkan bahwa kecantikan masih jadi komoditas kapitalisme. Banyak iklan produk kecantikan baik itu perawatan wajah,kulit, kaki, tangan bahkan udel sekalipun yang mengelu-elukan bahwa kulit putih bersih itu idaman setiap laki-laki, jadi buat perempuan berkulit gelap sebaiknya memakai produk pemutih supaya bisa dapat pacar sempurna semacam Taylor Lautner. Padahal, iklan-iklan seperti itu adalah suatu bentuk pembodohan. Tahu kenapa? Dari iklan-iklan seperti perempuan jadi dikotakkan sebagai makhluk yang bisanya Cuma berdandan. Aku jadi inget mata kuliah Media and Cultural Studies yang pernah diajarkan dosenku, ada satu materi Feminisme, dimana, kecantikan perempuan itu merupakan suatu mitos. Mitos kecantikan itu sudah dikonstruksi secara sosial, politik, ekonomi dan budaya sejak lama yang malah mengeksploitasi potensi perempuan dan menghancurkan pemikiran perempuan.

Kecantikan itu jadi bisnis dan keuntungan untuk industri kecantikan, dan tubuh perempuan itu dijadikan sebagai lahan komoditi yang bernilai jual tinggi. Industri kecantikan dan media akhirnya mengkonsep pemikiran perempuan bahwa perempuan dengan kulit putih, rambut lurus lebat, badan kurus, dsb itu adalah perempuan sempurna. Coba dipikir lagi, gimana dengan perempuan-perempuan yang emang sejak lahir dikodratkan berkulit gelap, mau pakai seribu produk kecantikan mau didempul berkali-kali kalau dari orok emang kulitnya nggak putih mengkilat mana bisa semua itu tercapai. Akhirnya apa yang terjadi? Perempuan jadi berpikir bahwa untuk cantik harus putih! Beauty is pain, darling!

Menurutku sih, lebih baik iklan produk kecantikan itu mengganti tagline “memutihkan” dengan kata lain, misal “menghaluskan; menyehatkan”. Perempuan yang berkulit gelap pun bisa terlihat cantik dengan keeksotisan diri mereka, coba tengok Beyonce Knowles atau artis dari Indonesia seperti Shanty, Happy Salma, chef Farah Quinn. Mereka tidak berkulit putih tapi mereka tetap terlihat cantik kan?

Jadi, aku sekarang nggak mau lagi beridealis soal dandan, aku harus belajar mengapresiasi diriku sendiri. Anggap saja dengan memperhatikan penampilan itu sebagai achievement buat diri sendiri. Nggak harus berdandan a la Syahrini dan Ashanty yang tebel banget make up nya, cukup do something natural bakal bikin penampilan jadi lebih fresh.

*Dandan berlebihan seorang perempuan berbanding terbalik dengan isi otaknya

*Beauty without brain is nothing



salam kece,


DEE