I am beautiful no matter what they say
Words can’t bring me down
I am beautiful in every single way
Yes, words can’t bring me down
So you
don’t bring me down today
(Beautiful – Christina Aguilera)
Halo dear,
Aku galau. Yap, akhirnya aku
mengakui kalo galau. Tapi harap diingat kegalauanku bukan soal asmara yang
membabi buta itu. Aku galau karena kecantikan alami yang ada dalam diriku
ternyata nggak berhasil menarik perhatian kaum adam. I’m so desperate. Oke,
perlu diketahui aja aku ini bukan tipe cewek yang suka dandan, bahkan aku nggak
bisa dandan mungkin itu yang menyebabkan aku masih single menahun. Sehari-harinya
kalo dulu ke kampus aku Cuma pake bedak sama eyeliner aja. Aku bener-bener
dandan kalo emang mendesak dan perlu seperti waktu nikahan sodara, jadi MC
dadakan waktu KKN, atau waktu ujian Public Speaking. Nah, momen-momen yang
menurutku emang penting aku baru deh mau lebih mempercantik diri ya walaupun
aku merasa sudah cukup cantik sih. Hahaha
Tapi, entah kenapa saat ini aku
galau soal topik dandan. Iya, nggak bisa dipungkiri kalo dandan itu bisa
menunjang penampilan tiap orang bahkan orang yang sekalipun wajahnya standar
dan datar bisa jadi oke dan kece kalo udah disentuh sama make up. Dandan memang
identik sama kaum hawa, itu sudah berlangsung selama puluhan abad. Aku bukannya
anti soal dandan, Cuma hal seperti itu bukan jadi kegiatan wajib ku. Aku merawat
diri kok, seminggu sekali masih maskeran biar bekas-bekas jerawat dan komedo
bisa ilang, aku juga luluran, aku juga rajin keramas, pake shampo dan kondisioner
bahkan masih aku beri tambahan vitamin. Tiap keluar rumah aku bahkan nggak pede
kalo nggak pake bedak dan eyeliner.
Deodorant, cologne dan hand body adalah item wajib sebelum aku
beraktivitas. Tapi aku nggak suka memakai make up berlebihan, banyak tuh
mahasiswi di kampus dandan heboh banget, aku Cuma bisa ngebatin nih orang pada
niat kuliah apa niat fashion sih? Kalo jalan dianggun-anggunin tapi ada bunyi
klotak klotak dari heelsnya udah gitu buru-buru pula karena udah telat masuk
kelas. Makanya kalo kuliah itu yang disiapin materinya bukan dandannya.
Beberapa waktu yang lalu, aku
sempet interview kerja di beberapa tempat. Oke, sekali interview dan setelah
itu nggak ada panggilan lagi. Aku rasa kualifikasiku sebagai fresh graduate dengan pengalaman
organisasi yang lumayan ya nggak jelek-jelek amat. Nggak usah liat IPK deh,
percuma juga aku dapat angka sempurna dan lulus cum laude tapi ternyata waktu kerja nilai (baca: IPK – Indeks Prestasi
Kumulatif) nggak terlalu jadi bahan pertimbangan. Aku kalah langkah dari
cewek-cewek yang juga interview disana, mereka dandan total abis, Yap, from head to toe mereka udah prepare. Aku
perhatikan baju yang mereka pakai sama aja kayak baju yang aku pakai, rapi dan
formal. Mereka pakai heels, so do i. Tapi, satu yang bikin aku berbeda wajahku
polos aja gitu, cuma di dempul sama bedak, eyeliner dan blush on. Wajahku,
kurang make up ibarat sawah yang kurang air, wajahku kurang fresh. Jadi, aku
sadar kalo ternyata dandan itu mulai penting demi masa depanku.
Aku jadi inget omongan seseorang,
yang pernah bilang ke aku kalo dia suka sama aku bukan karena aku good looking
tapi justru karena aku lucu, dia menyarankan agar aku mulai memperhatikan
penampilan, bukan berarti aku harus ikut perawatan mahal, spa, massage atau
apapun yang akhirnya menghabiskan uang ortu. Cuma dia pengen ngelihat aku
tampil fresh dan tetap lucu. Ya aku tahu sekarang dia berada jauh disana, dan
dia juga udah punya pacar jadi nggak mungkin juga ada cowok yang bilang aku
lucu lagi. (bagian ini bisa diabaikan,hahaha)
Aku inget-inget omongannya, aku
bisa cantik dan tetap jadi diriku sendiri. Cantik nggak harus dandan sampai
ngabisin duit. Mungkin dengan memilih style rambut yang bisa membuat wajah jadi
lebih fresh atau memilih gaya berbusana yang up to date tapi nggak bikin
kehilangan jati diri. Ya, aku masih menyayangkan bahwa kecantikan masih jadi
komoditas kapitalisme. Banyak iklan produk kecantikan baik itu perawatan
wajah,kulit, kaki, tangan bahkan udel sekalipun yang mengelu-elukan bahwa kulit
putih bersih itu idaman setiap laki-laki, jadi buat perempuan berkulit gelap
sebaiknya memakai produk pemutih supaya bisa dapat pacar sempurna semacam
Taylor Lautner. Padahal, iklan-iklan seperti itu adalah suatu bentuk
pembodohan. Tahu kenapa? Dari iklan-iklan seperti perempuan jadi dikotakkan
sebagai makhluk yang bisanya Cuma berdandan. Aku jadi inget mata kuliah Media and Cultural Studies yang pernah
diajarkan dosenku, ada satu materi Feminisme, dimana, kecantikan perempuan itu
merupakan suatu mitos. Mitos kecantikan itu sudah dikonstruksi secara sosial,
politik, ekonomi dan budaya sejak lama yang malah mengeksploitasi potensi
perempuan dan menghancurkan pemikiran perempuan.
Kecantikan itu jadi bisnis dan
keuntungan untuk industri kecantikan, dan tubuh perempuan itu dijadikan sebagai
lahan komoditi yang bernilai jual tinggi. Industri kecantikan dan media
akhirnya mengkonsep pemikiran perempuan bahwa perempuan dengan kulit putih,
rambut lurus lebat, badan kurus, dsb itu adalah perempuan sempurna. Coba dipikir
lagi, gimana dengan perempuan-perempuan yang emang sejak lahir dikodratkan
berkulit gelap, mau pakai seribu produk kecantikan mau didempul berkali-kali
kalau dari orok emang kulitnya nggak putih mengkilat mana bisa semua itu
tercapai. Akhirnya apa yang terjadi? Perempuan jadi berpikir bahwa untuk cantik harus
putih! Beauty is pain, darling!
Menurutku sih, lebih baik iklan
produk kecantikan itu mengganti tagline “memutihkan” dengan kata lain, misal “menghaluskan;
menyehatkan”. Perempuan yang berkulit gelap pun bisa terlihat cantik dengan
keeksotisan diri mereka, coba tengok Beyonce Knowles atau artis dari Indonesia
seperti Shanty, Happy Salma, chef Farah Quinn. Mereka tidak berkulit putih tapi
mereka tetap terlihat cantik kan?
Jadi, aku sekarang nggak mau lagi
beridealis soal dandan, aku harus belajar mengapresiasi diriku sendiri. Anggap saja
dengan memperhatikan penampilan itu sebagai achievement buat diri sendiri. Nggak
harus berdandan a la Syahrini dan Ashanty yang tebel banget make up nya, cukup
do something natural bakal bikin penampilan jadi lebih fresh.
*Dandan berlebihan seorang perempuan berbanding terbalik dengan isi otaknya
*Beauty without brain is nothing
salam kece,
DEE
Kecantikan tidak dinilai dari apa yang terlihat tapi apa yang bisa ia tunjukkan. itu!!! - Mariyok teguk
BalasHapusharusnya seperti itu :)
Hapusyaampun jadi keingetan anak kelas sebelah yang suka dandan kesekolah udah kayak tante2 sales mau jualan make up -_____-
BalasHapusgausah dandan berlebihan keliatan lebay mah ntar jijik juga cowoknya hahaha :D
kalo gitu tunjukkan kalo kamu cantik dan pintar :)
HapusKalo aku sendiri sebagai cowok lebih suka ngeliat cewek yg seadanya, dan gak berlebihan dalam melakukan sesuatu. Termasuk, dandan. Begitupula kalau cewek ngeliat cowok yang dandan berlebihan #ehsalah huahuahua =))
BalasHapusahh itu kan aku banget :)
Hapuslebih asik alami kok,,gak banyak dempulan :)
BalasHapusPD aj,,yg penting hati cantik hehehhe
iya sepakat Caya..yang alami lebih long-lasting :)
Hapusseseorg dpt d lht dr mtax ktika menatap dan d lht dr ahlakx
BalasHapus:) :) nice felix
Hapusapa gunanya kalo cantik wajah, putih, mulus, tapi gak cantik hati? hehe
BalasHapusak sendiri juga ga bisa pake make up kok kakak -..-
ayo diann,,kita belajar dandan bareng :)
HapusGak dipungkiri inner beauty is a must, tapi outer beauty pun juga diabaikan.. Gak mungkin kan kamu ngasih kado yang bagus didalam tapi pembungkusnya koran atau kantong plastik aja?? bisa" sebelum buka udah dibuang aja sama yg nerima kado.. Just make yourself not too much.. 1st impression itu kadang" emg jadi tolak ukur seseorang mau lebih dekat apa nggak, so nggak ada salahnya kalo kamu berdandan demi mendapatkan 2nd, 3rd, 4th impression :P
BalasHapusbukan maksudku dandan itu salah. aku akui kok dandan itu penting,menunjang penampilan. makanya aku sekarang berpikir untuk mulai lebih "care" sama diriku. yang aku sesalkan hanya kecantikan dan perempuan jadi komoditas iklan-iklan produk yang makin kapitalis dan ujung-ujungnya bikin tingkat konsumerisme makin tinggi :)
Hapushalo baru pertama kali mampir ke sini, salam kenal. :)
BalasHapuskalo gue sendiri sih sangat malas dandan, paling cuma pake makeup mata doang, sisanya bedakan gue ga suka, yang ada cuma jerawat doang nongol gara-gara pori-pori ketutupan. -___-
hai audrey, namamu mengingatkan ku pada seseorang.hihihi
BalasHapusjerawat ya?? problem yg sama lho..
hmm.. kalo gue sih tetep idealis malahan sama tipikal cewe yang natural *inikokjadicurhat
BalasHapushoho ..
kalo gue jadi HRD nya, lo pasti ge lulusin mbak :)
eniwei, salam kenal yo :)
hai EY, salam kenal juga. Kalo gitu aku apply diperusahaan kamu aja gimana?
HapusDandan perlu tapi sesuai kondisi :D bener tuh kalau ke kampus dandannya lebay jadi capek juga -_-, capek buat yang ngelihat :P
BalasHapuscantik itu relatif :3 setiap orang punya definisi sendiri, yg penting be urself Dee lucu ;)
suka kata - kata penutupnya :)
hihihiii aku suka banget dandan dee.. :)
BalasHapusdari semester 2 mulai suka dandan, mmm menurutku dandan itu penting. dan yang penting gak berlebihan. apalagi di dunia kerja harus fresh, penampilan memang bukan yang Utama, tapi penampilan adalah yang Pertama dilihat, karena manusia ga bisa 'baca pikiran', kata2 yang aku dapet tadi siang di career days dari trainer, untuk profesional kerja. so ayo dandan cynnn hihi >,<.
Hehe, mungkin kalo bagian frontliner dandan itu penting..
BalasHapustapi pengalaman orang emang beda-beda ya..
soalnya teman2 saya banyak yang keterima kerja walaupun dia gak dandan..
tapi emang saya suka aneh liat tagline "Cantik itu putih"
"Cantik itu tanpa bulu"
Bagaimanapun tampilan luar itu mudah luntur, kecantikan dalam yang paling penting