Sendiri berujung sepi
Hitam pekat tak ubahnya duka pada raut wajahmu
Kehilangan menjadikan jarak antara kau dan Sang pemberi kehidupan
Drama yang khas dari sikapmu agar semua tahu
Berdiri dalam tangisan
berharap seseorang bersimpati pada kepahitan yang kau rasakan
Tak ubahnya bagai lelucon yang kau suguhkan
Terus saja kau menangis menanti mereka yang berbelas kasih
Kehilangan yang bagian dari pola kehidupan
Terlalu kau ratapi kesakitannya
Bukankah masih banyak pilihan?
Agar kau bisa bahagia
Ayolah kawan, hidup tak akan menjadi keras
Jika kau mampu melawan setiap kesakitan
Hentikan pencitraan pada wajahmu jika kesedihan yang selalu kau tunjukkan
Bukankah masih banyak pilihan?
Agar kau bisa bahagia
-Debrina-
Sabtu, 24 Mei 2014
Kamis, 15 Mei 2014
Hidup itu untuk memilih bro sis!
Hello dear,
Sudah 4 bulan gue nggak nulis apa-apa di blog ini. Gue pun merasa gagal menjalankan resolusi gue untuk rajin nulis di blog minimal dua minggu sekali. Ternyata kehidupan gue di dunia nyata menyita banyak tenaga dan perhatian lantas itu membuat gue menomor-sepuluh-kan blogging dan sejenisnya (tapi gue masih sempet ngetweet yak??). Ya sudah, sebagai pelipur lara gue hari ini memutuskan untuk menulis lagi.
Selama 4 bulan ini gue mengalami beberapa kejadian yang cukup membuat gue merenung. Sebenarnya bukan hal yang besar sih cuma buat gue udah bisa banget menyita otak gue untuk berpikir. Gue akan menjabarkan beberapa hal itu :
Kamis, 02 Januari 2014
1 Hari Mencintaimu (kembali)
Malang masih ramah menyapaku tak ada perubahan yang berarti meskipun pada kenyataannya banyak yang mengeluhkan Malang tak senyaman dulu lagi. Tapi, bagiku itu tak menjadi persoalan. Banyak alasan yang membuatku selalu ingin kembali ke kota ini, bukan hanya karena beragam kuliner dan tempat tujuan wisata yang jadi pesona tapi ada hal yang bersifat pribadi bernama kenangan yang membuatku selalu rindu pada Malang.
Aku memperhatikan anak perempuan kecil yang berlarian di depanku, ia tampak begitu lincah dan bahagia di dekatnya berdiri kedua orang tuanya mengawasi sambil sesekali berseru "Awas jatuh,perhatikan langkahmu" atau "Jangan berlarian terus nanti kamu capek". Namanya juga bocah jiwa bebasnya tak akan menghalanginya berhenti berlarian. Ah, andai aku sebebas itu bisa sejenak melupakan kepenatan akan tanggungjawab pada pekerjaan. Sore hari ini bukan tanpa alasan aku duduk manis di bangku taman alun-alun kota Malang, aku menunggu seseorang yang sebentar lagi akan datang. Aku merasa aneh ketika menyadari aku mulai gugup, sesekali aku memperhatikan wajahku dari cermin kecil yang selalu ku bawa kemanapun aku pergi. Aku tidak ingin polesan manis diwajahku ini luntur sebelum ia melihatnya.
Langganan:
Postingan (Atom)