Minggu, 22 Desember 2013

Mama ( terima kasih )

Mama..
Untuk setiap peluh yang kau curahkan 
Untuk setiap kesakitan yang harus kau rasakan
Aku ucapkan terima kasih

Mama..
Untuk setiap doa yang selalu kau panjatkan
Pada malam petang dan saat pagi menjelang
Agar kelak anak-anakmu menjadi pribadi berbudi luhur
Aku ucapkan terima kasih

Mama..
Untuk setiap omelan yang harus kau ucapkan 
Kala itu aku dan adik-adikku membandel
Membuat kau kecewa atas perbuatan kami
Aku ucapkan terima kasih

Mama..
Untuk setiap petuahmu sebagai bekalku di masa depan
Untuk pengabdianmu yang tak lekang oleh waktu
Aku ucapkan terima kasih

Mama..
Tiada yang mampu membalas semua jasamu
Maafkan aku jikalau terlalu banyak kekecewaan yang ku berikan
Maafkan aku karena aku tak mampu membuatmu bangga

Mama..
Pada malam sepi sendu sendiri
Aku mengaku betapa banyak dosa yang melekat padaku
Aku lemah sekedar untuk bangkit pun aku tak mampu

Mama..
Peluk aku,karena dekapanmu adalah kekuatan terbesarku
Ampuni setiap perkataan dan sikap yang menyayat hati

Mama..

Aku mencintaimu.

Selamat Hari Ibu,
                       Mamaku Maria Dwi Arti Kadarwati



 

[Part 2] Momen

cerita sebelumnya klik [Part 1]

Namanya Bintang, aku mengenalnya sejak SMA. Waktu itu kami sama-sama bergabung di kepengurusan OSIS. Seringnya kegiatan OSIS membuat kami menjadi akrab apalagi jarak rumah kami berdekatan jadi aku dan Bintang sering kali berangkat dan pulang sekolah bersama. Saat kuliah tanpa di duga kami masuk di Universitas yang sama meskipun kami berbeda fakultas. Tapi kami tidak pernah sekali pun tidak melewatkan waktu bersama  Uhm, kecuali saat aku sibuk dengan pacarku. Aku sadari betul momen bersama Bintang lebih membuatku excited ketimbang aku harus pergi berkencan dengan pacarku. Aku tidak bisa menemukan jawabannya aku selalu beranggapan karena Bintang adalah sahabatku dan dia tahu segalanya tentang diriku jadi itulah alasan kenapa aku bisa merasa lebih nyaman dan aman tiap bersamanya daripada bersama pacarku.

Lalu waktu berjalan dengan cepat aku putus dengan pacarku, penyebabnya klise aku memergokinya bersama dengan adik tingkatku bergandengan tangan  sangat mesra di suatu mal dan ternyata fakta terungkap bahwa mereka berdua sudah berpacaran selama 3 bulan dibelakangku. Saat itu aku merasa tubuhku kosong, aku tidak menyangka percintaanku berakhir memilukan seperti ini. Aku benar-benar merasa bodoh, aku hilang kendali lebih karena tidak terima dengan perlakuan pacarku. Hujan turun dengan derasnya, saat itu hampir tengah malam aku sendirian sekitarku sepi semakin menyedihkan rasanya. Aku duduk di depan sebuah toko yang sudah tutup. Lalu aku ingat seseorang, kemudian ku raih ponsel di dalam tas dan akhirnya aku menghubunginya. Aku ceritakan semua padanya, belum selesai aku bicara ia memintaku untuk tidak beranjak kemana-mana karena ia akan segera datang menjemputku. Dia, Bintang.

Senin, 16 Desember 2013

(Part 1) Momen

Tiap-tiap orang memiliki satu momen yang dijadikan favoritnya. Momen yang membuat setiap hati berdebar tak beraturan, masa dimana seseorang akan tersenyum hingga tersipu malu tanpa alasan. Dan bagiku momen yang selalu mampu membuatku tak sabar menantinya untuk terulang lagi ada disini. Bersamamu, sesederhana itu.

Petikan gitar yang mengalun pelan dan suaramu yang merdu melantukan Life is Wonderful sebuah lagu dari Jason Mraz membuatku terkesima. Aku akan selalu tersihir dengan suara emasmu. Aku bagaikan menikmati suatu konser mini dimana kamu menjadi bintangnya. Ah, malam ini begitu sempurna rasanya tak ingin segera berganti pagi.

“Woi May, ngelamun aja sih lo?” Suaramu menyadarkanku dari lamunan sesaat, ah kamu berhenti bernyanyi.

“Ih,kok lo berhenti nyanyi?” Tanyaku kemudian

“Nih cewek ditanya eh malah balik nanya. Gue ogah nyanyi abis lo pake acara melongo ngelamun nggak jelas. Gue merasa tidak lo anggap” Katamu sambil mengacak rambutku.

“Gue dengerin lo nyanyi kok, lagian sapa juga yang ngelamun melongo nggak jelas. Gue tadi lagi mikir aja kenapa suara sebagus lo nggak bisa jadi penyanyi terkenal”

“Gue nggak minat, suara gue bukan untuk konsumsi publik” jawabmu sambil terus memainkan melodi gitar perlahan-lahan.

“Bintang, lo punya bakat kenapa sih lo nggak coba kembangkan? Sayang lah suara sebagus lo cuma gue yang bisa dengerin”Kamu diam saja lalu melanjutkan kembali menyanyikan bagian refrain lagu itu.

la la la la la la la life is wonderful 
ah la la la la la la life is full circle 
ah la la la la la la life is wonderful 
al la la la la 

“May, gue nggak butuh jadi penyanyi besar gue udah seneng segini aja. Orang-orang nggak perlu bayar buat dengerin gue nyanyi. Gue lebih pengen ngebahagiain ibu dengan pekerjaan gue sekarang. Lagian kalo gue jadi penyanyi, lo bakalan susah lagi bisa punya waktu bareng gue kayak sekarang ini. Gue pasti bakal sibuk show dan lo akan jadi sahabat yang terabaikan. Hahahaha”

“Ah sialan lo!” Ucapku ketus.

“Mending gini kan? Malam nggak bakal cepat berganti pagi, gue bisa tiap saat ke rumah lo dan nikmati pisang goreng buatan lo ini. Dan lo bisa gue hibur dengan suara gue yang kata lo merdu itu” Bintang selalu menggodaku dengan bersikap over confident. Ini adalah momen favoritku menikmati malam berdua denganmu tak ada yang lain. Tak ada gangguan dari manapun, aku ingin lebih lama seperti ini denganmu.

Bip.  Ponselmu berbunyi nada satu pesan masuk, melihat raut wajahmu aku sudah tahu kebersamaan kita akan segera berakhir.

“May,gue balik ya. Rara barusan sms, kucingnya hilang dia minta gue bantuin nyari kucingnya” Kata Bintang dengan wajah memelas

“Biasa aja kali muka lo nggak usah dibikin sok melas gitu. Lo udah jadian sama Rara?” tanyaku, aku sadar saat menanyakan hal itu suaraku bergetar. Aku cemburu.

“Belum, mungkin setelah gue nemuin kucingnya dia bakal nerima gue. Ya udah gue balik sekarang. Eh, pisang ini buat gue ya?”

“Ah,kasihan amat sih lo, udah lima bulan pdkt nggak ada progres apapun. Cih” kataku sinis.

“Yang penting usahanya May, gue yakin Rara bakal nerima gue sebentar lagi. Bye jelek” ucap dia lalu menyambar pisang goreng terakhir di malam itu dan berlalu pergi.

Momen favoritku berakhir dengan cara yang menjengkelkan, hanya karena seekor kucing yang menghilang dari rumah pemiliknya. Pemiliknya yang sudah membuatmu gila. Malam ini aku meyakini satu hal, cinta itu buta.