Kamis, 22 Maret 2012

we are family (sebuah kisah tentang KELUARGA)

hallo dear,,
untuk pertama kalinya aku mencoba untuk mereview sebuah film. bukan film baru sih tapi bagiku film ini sangat emosional dan sukses membuat aku menangis tersedu-sedu. adakah dari kalian yang pernah menonton film We Are Family?? film ini yang bakal aku review. kalo diantara kalian menyangka ini film hollywood, kalian salah. karena we are family adalah film bollywood..Eeits, jangan kecewa dulu atau bahkan pergi dari blog ku film india jaman sekarang udah bukan masanya Tuan Takur atau inspektur Vijay. jadi tunggu dan baca review ini sampai selesai..hihihi
sumber ada disini

We Are Family adalah film keluaran tahun 2010 yang dibintangi oleh Kajol, Kareena Kapoor, dan Arjun Rampal sebagai tiga tokoh sentral. sebenarnya film ini adalah remake dari film hollywood berjudul Step Mom (1988). Jalan cerita dari film ini menurutku sangat menginspirasi dan bisa membuat kita paham akan arti keluarga.

film ini mengisahkan tentang Maya (Kajol) dan Amman (Arjun Rampal) sepasang mantan suami istri yang memiliki tiga orang anak yaitu, Anjali, Ankush dan Aleya. Maya dan Amman telah bercerai kurang lebih sekitar tiga tahun dan demi menjaga perkembangan ketiga anaknya mereka sepakat untuk tetap menjalin komunikasi yang baik sehingga ketiga anaknya tidak merasakan perbedaan meskipun kedua orang tua mereka tidak bersama lagi. 

awalnya kondisi seperti itu berjalan dengan lancar, sampai pada akhirnya Amman jatuh cinta dan menjalin hubungan baru dengan seorang desainer muda dan cantik bernama Shreya (Kareena Kapoor). Amman ingin sekali mengenalkan Shreya kepada ketiga buah hatinya sehingga di moment pesta ulang tahun Anjali, anak bungsunya, Amman mengajak serta Shreya untuk hadir. namun itu semua tidak berjalan dengan baik, karena satu masalah muncul dan menjadi awal dari segala masalah-masalah berikutnya. Shreya yang hadir dan membawakan kado berupa kue tart untuk Anjali tiba-tiba tersandung, sehingga kue tart itu jatuh dan hancur. seketika itu suasana pesta menjadi berubah, ketiga anak Amman marah terlebih lagi Aleya si sulung yang melihat ayahnya memeluk Shreya. Aleya kecewa dan dia takut Shreya akan merebut ayahnya. Maya juga tak kalah kecewa pada Amman yang merusak ulang tahun putri mereka dengan mengajak Shreya untuk hadir, bagi Maya, Shreya belum bisa menggantikan posisinya sebagai ibu dari ketiga anaknya,

masalah lain muncul ketika Maya divonis menderita kanker. maya menutupi penyakitnya itu pada ketiga anaknya dan pada Amman. Ia berusaha kuat untuk tetap bisa bersama dengan ketiga anaknya tanpa harus terlihat "sakit". hingga maya jatuh pingsan di depan Amman, dan akhirnya rahasia itu terbongkar. Masalah semakin pelik ketika Amman tiba-tiba mengakhiri hubungannya dengan Shreya agar Amman bisa menjaga ketiga anaknya dan juga menjaga Maya di detik terakhir hidupnya. Shreya yang tidak mendapatkan alasan yang sebenarnya tentu sangat tersakiti. 

Maya yang merasa bahwa hidupnya sudah tidak akan lama lagi, mengambil sebuah keputusan besar yang mengubah keadaan keluarganya menjadi lebih baik. Maya mendatangi Shreya dan memintanya secara pribadi untuk tinggal bersama Maya dan keluarganya, Maya mengatakan kondisinya dan memohon dengan sangat pada Shreya untuk menjadi penggantinya. awalnya kehadiran Shreya mengagetkan seisi rumah termasuk Amman, namun perlahan tapi pasti ketiga anak Maya dan Amman mulai membuka hatinya untuk Shreya dan menerima kehadiran Shreya sebagai bagian baru dikeluarga mereka. 

sumber gambar ada disini

menurutku konflik di setiap tokohnya sangat mengguncangkan emosi, kita mungkin tidak pernah bisa memahami perasaan seorang ibu yang harus menerima kenyataan bahwa dirinya ternyata mengidap penyakit  kronis. konflik batin yang dialami si ibu atau perasaan keluarga ketika mengetahui kenyataan tersebut tentu tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika kita tidak pernah berada di posisi itu. 

Akhir dari cerita ini adalah kepergian Maya untuk selama-lamanya, pada saat itu kondisi keluarga sudah sangat baik. mereka semua mengikhlaskan kepergian Maya dan selalu mengenangnya dalam hati masing-masing. Shreya pun telah diterima dengan tulus oleh keluarga barunya, Shreya tidak pernah merebut posisi Maya sebagai ibu kandung dari ketiga anak itu, karena Shreya pun telah mendapatkan posisinya dihati ketiga anak Maya.

itulah sekelumit review pribadi ku tentang film We Are Family, film ini benar-benar sudah menginspirasi ku dan mengingatkan aku bahwa sosok ibu sangat penting di dalam hidupku. dan keluarga adalah tempat terbaik yang ada di dunia ini.

gimana? ada yang penasaran? ..silakan berburu filmnya ya..ini review pertama kali ku jadi harap maklum kalo terlalu panjang atau terlalu pendek,hihihi

Salam keluarga,,

DEE

cerita tentang dunia dee intan

hallo dear,,
apa kabar hari ini? semua sibuk? atau ada yang galau?? Aku berharap semuanya sih oke-oke aja. biarpun disini lagi dihantui sama teror serangga super unyu-imut-labil TOMCAT, aku tetap bersemangat lho menjalani aktivitasku, (aktivitas pengangguran berpendidikan). Aku baru sadar kalo sebentar lagi aku harus melepas statusku sebagai mahasiswa kece, secara tanggal 13 maret kemarin aku baru aja selesai yudisium jadi aku sekarang hanya menunggu saat-saat mendebarkan, puncak dari segalanya yang sudah aku lalui selama 3,5 tahun ini...WISUDA mamen. Yang terbayang di otakku adalah dimana aku harus nyari salon yang terima rias wisuda dengan budget yang nggak mahal-mahal amat. Niatnya sih pengen bikin kebaya, biar moment wisuda jadi makin spesial tapi berhubung keadaan keuangan yang tidak labil jadi aku memutuskan untuk menyewa kebaya saja. berhubung wisudaku juga masih lama, aku jadi masih belum berniat untuk survei salon, biasa aku ini suka yang serba dadakan..dasar aneh..

Nah, sambil aku aktif mencari peluang kerja disana sini, aku mengisi waktu luang dengan menulis di blog ku ini. Ya biar tetep kelihatan aku ada kerjaan nggak pengangguran banget gitu.,hahahha..kasian dan merana sekali aku ini.  menulis itu buatku penting! kenapa bisa penting? Ya, karena lewat tulisan aku bisa menyampaikan apa yang ada di otakku yang tidak bisa aku sampaikan melalui suara. Aku suka menulis. mungkin suka aja belum cukup, untuk itu aku masih perlu banyak belajar. menulis itu bisa membuatku lupa segalanya, menulis itu sebentuk cara untuk membuat nyata apa yang ada pada imaji ku.

Aku sudah cukup lama nggak nulis lagi, ya aku kan sibuk banget secara mahasiswa aktif dan produktif *apa sih* sampai akhirnya, aku memutuskan untuk mengasah kembali bakat alami ku di bidang tulis menulis yang sudah lama aku acuhkan. dan taraaaa awal januari 2012 ini lahirlah blog sederhana nan cute duniadeeintan.blogspot.com 

merasa punya skill dalam bidang tulis menulis, aku berniat serius dalam mengolah bakat dan blog ini, jadilah aku mencoba posting ini itu, yang sebenarnya rada nggak penting juga. Pada titik ini aku ngerasa kalo aku sebenarnya memang perlu banyak belajar, nyoba utak atik blog, jadinya ya blog seadanya. saat itu aku pasang header fotoku yang super gede hampir separo halaman blog, beneran deh saat itu aku ngerasa blog ku nggak kece abis.


sampai akhirnya aku nyasar ke sebuah blog yang super unyu punya si Mamon pertama kali aku blog walking kesana, jadi amaze sama art work bikinannya, sampai aku baca kalo dia lagi bikin project "Pimp My Header" yo wes, cap cus lah aku klik dan baca. aku ikutan programnya sapa tau aja aku bisa dapat header baru bikinan Mamon. dan ternyata doa ku terkabul, header yang sekarang nangkring di blog ku ya maha karya Mamon. Pertemanan kami akhirnya berlanjut terus, meski kami berada di pulau yang berbeda, aku di jawa dan Mamon di kalimantan. nggak menyia-nyiakan keberadaan FB dan twitter utk menyambung silahturahmi. sampai kami sepakat untuk bikin satu proyek pamungkas hahahaha..semoga proyek yang masih di rahasiakan ini bisa berjalan dengan lancar.
header Dari Mamon

dari blog mamon lah aku nemu banyak blogger kece yang sukses bikin aku mangap-mangap takjub. Serius lah aku jadi pengen berguru sama mereka. Ada yang buka les privat gratis ngeblog nggak sih??? Ngeliat tampilan blog mereka rasanya aku jauh banget dari kata bagus. blog ku yang seadanya ini, cuma kebanyakan tulisan aja. lha, tulisanku juga masih gitu-gitu aja belum nemuin sesuatu yang klik yang bisa jadi identitas blogku. Pengen ngasih art work, atau doodling yang lucu-lucu tapi kendalanya aku nggak bisa gambar. dari SD sampai udah sarjana aku cuma bisa gambar pemandangan gunung yang ada sawah dan rumahnya.
masih bagusan adek ku yang gambar
terus kepikiran juga bikin banner blog, hahahaha photoshop ama corel aja aku nggak ngerti  gimana cara kerjanya. Masih berniat mau cari tutorial dan bertanya pada mbah google sih, hmm aku cuma pengen dunia dee intan suatu saat bisa jadi lebih menarik, nggak hanya dari sekedar isi tulisan tapi juga dari tampilan.

untuk itu proses ini masih panjang, aku harus banyak belajar. blog adalah media supaya aku bisa terus mengembangkan hobi menulis yang begitu aku cintai. hahahaha,, menyenangkan rasanya bisa kenal blogger kayak mereka semua, tanpa mereka sadari mereka itu udah jadi mentor ku, tulisan mereka, gambar mereka atau apapun yang mereka sampaikan melalui blog secara pribadi menginspirasi ku untuk terus berusaha menjadi yang lebih baik.

jadi untuk kalian yang menginspirasi ku , terus berkarya ya..dunia dee intan banyak belajar dari kalian semua..

salam kece,,

DEE


Selasa, 20 Maret 2012

Selamat Ulang Tahun


Sudah pukul enam sore, aku masih duduk terdiam sambil memandangi coklat panas di cangkir mungilku. Di luar hujan, cukup deras. Kuputuskan untuk mematikan pendingin ruangan, udara sudah cukup dingin untuk menusuk tulang-tulangku. Pikiranku masih melayang ke masa-masa dulu, saat semua masih berjalan normal. Aku bukannya marah pada apa yang sudah aku pilih, pencapaian ini adalah keinginanku sejak dulu. Namun, aku hanya menyesali mengapa untuk berada pada titik ini banyak hal yang harus aku korbankan, termasuk meninggalkanmu sendiri.

Aku tahu, tingkat ambisius dalam diriku sudah kelewat batas. Aku egois. Sama sekali aku tak mendengarkanmu. Aku bahkan tak memberimu kesempatan untuk bicara. Aku tahu, kau terluka karena sikapku ini tapi kau tersenyum dan mendukungku dengan tulus.
“Berangkatlah, itu sudah jadi maumu” itu yang kau katakan dulu padaku saat aku memaksakan ego ku.

Tiba-tiba ponselku bergetar. Satu pesan baru muncul. Dilayar tertulis Prisca, dia sahabatku. Ku buka dan ku baca isi pesan darinya. Apa kamu sudah menghubunginya? Kamu nggak lupakan sekarang ulang tahunnya?. Aku tahu siapa yang dimaksud Prisca, ku lihat kalender di seberang ruangan. 25 Maret. Hari ini kau berulang tahun aku tidak lupa,sungguh.  Lalu aku membalas sms Prisca dengan singkat. Belum.

Dua menit kemudian ada balasan pesan darinya. Dea, kamu mau sampai kapan seperti ini terus? Dia pasti berharap kamu menghubunginya. Ku mohon,hubungi dia. Lihat, sahabatku sendiri sampai memohon agar aku menghubungimu. Aku belum berubah, aku masih egois. Bahkan lebih egois. Ku letakkan ponselku di meja, dan aku kembali duduk, diam dan termenung. Secangkir coklat ini sudah dingin, aku terlalu lama membiarkannya. Aku bersandar, memejamkan mata.

Bayanganmu terlintas dalam benakku, kau tersenyum. Sejujurnya, aku merindukanmu. Apakah kau merindukanku? Apakah kau mengkhawatirkanku? Aku ingat tiga hari yang lalu kau menghubungiku menanyakan kabarku, aku bahkan menjawab dengan dingin. Kau berpikir bahwa kau telah menggangguku, padahal aku senang saat itu, hanya keegoisanku lah aku bersikap seperti itu. Maafkan aku.

Aku lelah, aku ingin berdamai denganmu. Aku tahu kau tak memusuhiku, kau tak pernah berubah. Kau masih sama dan selalu sama. Rasa cintamu, rasa pedulimu tak terbatas dan tak berkurang sedikitpun.

Ini jalanku, aku sudah memilihnya. Menjadi seorang jurnalis adalah mimpiku, kau tahu itu. Dan sekarang aku berada di puncak karir ku, kau tahu tadi siang aku di promosikan menjadi redaktur pelaksana. Pencapaian yang bagus kan? Kau sudah seharusnya bangga. Tapi kau membenci pekerjaan itu, hanya karena masa lalumu. Aku marah padamu, mengapa kau tak bisa hidup tanpa bayang-bayang masa lalumu? Orang yang kau cintai mati saat bertugas meliput konflik, itu yang membuatmu benci pada pekerjaanku saat ini kan? Mati. Itu jalan Tuhan, kau tak bisa mengingkarinya.

Udara semakin dingin, ku bergegas ke dalam kamar membuka lemari mencari jaket untuk menghangatkan badanku. Jaket yang tebal berwarna biru, ini kan milikmu? Aku ingat kau selalu khawatir jika asma ku kambuh, jaket ini selalu menghangatkanku.

Sudah pukul sembilan malam, apakah kau sudah tidur? Ku pandangi fotomu di dompetku. Senyummu membuatku semakin merindukanmu. Maafkan aku. Sejak aku pergi, jarang aku menghubungimu. Pulang juga tak pernah. Sudah tiga malam Natal kau rayakan tanpaku. Aku egois. Air mata menetes perlahan, aku menangis.

Aku ingin memperbaiki semuanya, teringat pesan dari Prisca. Apakah aku harus menghubungimu? Aku merindukanmu. Kembali aku memandangi fotomu, sekarang hujan apa disana juga hujan? Apa kau juga kedinginan sama sepertiku? Apa kau merindukanku juga? Aku menangis. Ku cari ponselku, Ya, aku akan menghubungimu malam ini. Aku sudah tidak tahan, aku kosong tanpamu.

Ku cari nomormu dan aku tekan tombol berwarna hijau diponselku. Kudengar nada sambung, semoga kau belum tidur. Jantungku berdegup kencang.
“Halo” suaramu yang hangat terdengar dari seberang sana
“Halo, ini Dea” jawabku
Kau terdiam
“Selamat ulang tahun, Bu” kataku kemudian, aku menangis dan aku biarkan ibu mendengarkanku menangis, selama ini aku tak pernah menunjukkan saat terburukku padanya.
“Nak, kamu sudah makan? Asmamu ndak kambuh to?cuacanya ndak tentu nduk sekarang, jaga kesehatan ya”
“Maafin Dea, kalau Dea sudah egois. Dea cuma pengen seperti Ayah,bu. Itu aja”
“Iya, ibu tahu. Ayahmu pasti bangga di surga. Ibu juga bangga. Sudah jangan nangis lagi ya”
“Dea kangen ibu, minggu depan Dea pulang”




*tulisan ini aku dedikasikan untuk Mama ku tercinta*