“Ketika
seseorang pergi. Lebih baik tak usah memintanya untuk kembali, agar dia tak
meninggalkanmu untuk yang kedua kalinya”
Aku tak pernah
mengerti mengapa kau pergi. Mengapa kau memilih jalan itu? Jalan yang membuatmu
pergi semakin jauh. Dari titik ini aku hanya bisa memandangi punggung tegapmu
itu dan mengikhlaskan inginmu untuk pergi.
Masih aku ingat jelas
setiap perkataan yang keluar dari mulutmu. Kalimat-kalimat yang bisa menguatkan
aku disaat-saat terburukku
“Jangan sedih. Kamu
harus yakin kalo kamu bisa, jangan khawatir disana semua akan baik-baik aja”
ini yang kau katakan
dulu padaku, setahun yang lalu saat kau harus pergi ke kota lain demi mengubah
kehidupanmu disini, yang menurutmu kurang baik.
Dan berbekal
keyakinan darimu, aku bisa melewatinya. Aku sangat berusaha terbiasa sendiri
tanpa kau. Aku bukan lagi anak manja yang sedikit-sedikit perlu bantuanmu untuk
membawakan tas ranselku atau diktat-diktat materi kuliahku. Aku bukan lagi anak
cengeng yang selalu menangis ketika ada orang yang mengkritikku tajam. Aku
bukan lagi anak malas yang selalu meremehkan tanggung jawab. Hey,lihat aku!!
Aku berubah..setidaknya aku menjadi dewasa dalam sikap dan perkataanku.
Tapi kenapa kau tak
melihat itu semua? Keadaan kita yang semakin kacau, dan kau sama sekali tak
peduli padaku. Bahkan ketika kau mengakui ada yang lain dihatimu. Kau sama
sekali tak mempedulikanku, perasaanku. Rasa percaya ku yang begitu besar.
HANCUR..
Dan tampaknya kau
begitu bahagia ketika aku memilih untuk mengakhiri semua ini. Karena aku tahu,
dalam nuranimu kau menginginkan hubungan ini selesai sudah sejak lama. Ini yang
kau bilang kekuatan cinta?? Tai!!!.
Aku bisa. Tak kan
lagi aku kembali ke tempat ini. Bagiku kau sudah mati. Benar, kita tak perlu
lagi memaksakan cinta kita. Karena cinta yang dulu pernah kita miliki hilang
dan menjadi abu-abu.
Lihat aku sekarang,
aku bahagia dengan hidupku sekarang. Sangat bahagia, aku bebas dan tak perlu
tersudut lalu menderita batin.
Kau tahu aku tak
peduli lagi denganmu, atau apapun yang berhubungan tentangmu. Bagiku kau tak
penting lagi. Apa kau meragukan keyakinanku?? Dulu aku punya keyakinan
tentangmu, dan kau sempurna menghancurkannya lalu kini aku memiliki keyakinan
baru. Bukan untuk lari dan tersakiti, tapi keyakinan ini menolongku untuk
mengerti bahwa aku bisa bahagia dengan apapun yang ku miliki. Kau bukan lagi
seseorang yang ingin ku miliki selalu, kau hanya sebuah kenangan. Lihat aku
sekarang! Bahkan kau tak percaya kan? Ku katakan lagi padamu aku bisa dan aku
bahagia.
Sudah satu minggu ini
kau terus-terusan menghubungiku, mengirim pesan padaku dari aku masih nyenyak
tertidur hingga aku ingin mengistirahatkan mata. Belum lagi daftar panggilan
tak terjawab dilayar ponselku, semua berasal dari nomormu.
What happen with you?
Are you drunk??
Hahaha. Aku tertawa
sendiri, berdebat dengan pikiranku. Aku yakin kau terkejut melihatku sekarang.
Aku yakin kau tidak bisa menerima kenyataan karena aku bisa bahagia. Ya memang
aku sangat mencintaimu, aku bahkan sangat takut jika kau meninggalkanku, akan
aku lakukan apapun agar kau tetap berada disisiku. Tapi itu dulu sayang, dulu
sekali. Sudahlah tak ada guna kau memaksaku, ini sudah berakhir.
Jangan membuat ini
menjadi sulit, kita sudah memiliki jalan masing-masing. Kau hitam dan aku
putih. Aku sudah menemukan kebahagiaan disini, jangan memintanya, tahu kah kau,
kali ini aku tak ingin membaginya denganmu lagi.
Jadi tolong,
pergilah. Aku tak akan memintamu kembali.
You
never know, if you never try
To
forget your past and simply be mine...
( One and Only –
Adele)